ART Indonesia Diibaratkan Seperti Monyet dalam Buku Karya Seniman Malaysia

Chandra Iswinarno Suara.Com
Jum'at, 29 September 2023 | 22:08 WIB
ART Indonesia Diibaratkan Seperti Monyet dalam Buku Karya Seniman Malaysia
Ilustrasi TKI atau Pekerja Migran Indonesia. Asisten Rumah Tangga (ART) Indonesia yang bekerja di Malaysia disebut mirip monyet dalam sebuah novel grafis karya seniman Malaysia. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Malaysia memutuskan telah melarang buku 'When I Was a Kid 3' yang materinya dinilai menyinggung pekerja domestik atau Asisten Rumah Tangga (ART) asal Indonesia.

Terkait dengan keputusan itu, sang penulis buku, Boey Chee Ming menyampaikan permintaan maaf atas materi buku yang menyinggung. Permintaan maaf tersebut disampaikan seniman asal Malaysia yang saat ini tinggal di Amerika Serikat itu melalui akun media sosial Instagram miliknya pada Kamis (28/9/2023).

Ia juga mengungkapkan bahwa hal tersebut terjadi atas kesalahpahaman. Pemerintah Malaysia melalui Kementerian Dalam Negeri menilai materi yang ada di dalam buku itu disebut 'kemungkinan merugikan moralitas' sehingga dilarang beredar pada 15 September lalu.

Dilansir dari Channel News Asia, buku tersebut hampir satu dekade dirilis, yakni pada 2014 silam. Buku tersebut merupakan novel grafis yang menceritakan si pembuat buku tentang masa kecilnya.

Baca Juga: Temukan Majikannya Meninggal, Seorang TKI di Riyadh Dikabarkan Ditahan Polisi Arab Saudi

Boey juga meyakini bahwa pelarangan tersebut dipicu perumpamaan yang disampaikan ayahnya dan ditulis pada sebuah bab.

Dalam tulisan tersebut, ia mengemukakan jika ayahnya mengibaratkan pembantu rumah tangga asal Indonesia itu seperti monyet karena bisa memanjat pohon dengan cepat untuk memetik kelapa.

"Niat saya bukan untuk merendahkan, tetapi untuk memuji kecepatan luar biasa yang dilakukan ART kami dalam memanjat pohon kelapa – seperti monyet. Saya kembali ke pohon itu sendirian malam itu karena saya juga ingin melihat apakah saya bisa memanjat pohon itu dengan kecepatan itu," tulisnya di Instagram.

Boey pun menuliskan permohonan maaf dengan karya yang dibuatnya tersebut dalam akun media sosialnya.

"Saya sangat meminta maaf kepada pihak-pihak yang tersinggung dengan hal ini, dan orang-orang yang secara tidak sengaja saya sakiti," kata seniman berusia 45 tahun ini.

Baca Juga: Cak Imin Tegaskan Bantu KPK Ungkap Korupsi Sistem Proteksi TKI

Lebih lanjut, ia akan menjadikan pengalamannya ini menjadi pembelajaran.

"Perjalanan mendongeng ini sungguh luar biasa dan saya telah belajar banyak darinya. Naiknya pasti ada turunnya, dan ini adalah pelajaran yang akan saya pelajari."

Sebelumnya, organisasi non-pemerintah dari Indonesia, Corong Rakyat menggelar aksi unjuk rasa di luar Kedutaan Malaysia di Jakarta pada Juni lalu memprotes buku yang dianggap meremehkan pekerjaan ART asal Indonesia.

Sebagai gambaran, lebih dari 200 ribu pekerja berstatus WNI di Malaysia bekerja sebagai pekerja rumah tangga di rumah tangga Malaysia. Mereka mendapat upah yang lebih baik dibandingkan saat mereka kembali ke negara asal mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI