Suara.com - Insiden penembakan kembali pecah di Kota Rotterdam pada Kamis (28/9/2023). Dalam peristiwa tersebut tiga korban dikabarkan meninggal dunia. Aksi penembakan tersebut terjadi di dua tempat, yakni di sebuah apartemen dan pusat medis sebuah universitas.
Dilaporkan, dua korban yang tewas tertembak di apartemen, sementara korban ketiga ditembak pelaku di Pusat Medis Universitas Erasmus.
"Kami sangat dikejutkan oleh insiden yang mengerikan ini. Tembakan terjadi di dua tempat berbeda di kota ini. Banyak orang yang menyaksikannya," kata Wali Kota Rotterdam Ahmed Aboutaleb seperti dikutip DW.
"Amarah di kota ini meningkat. Saya turut berbelasungkawa kepada para korban," lanjutnya.
Baca Juga: Profil 5 Gembong Narkoba di Ekuador, Terlibat Penembakan Capres Fernando Villavicencio?
Pelaku penembakan sendiri saat ini sudah ditangkap pihak kepolisian setempat. Tersangka pelaku diketahui berstatus mahasiswa di sebuah universitas keguruan dan berusia 32 tahun.
Dalam aksinya pelaku mengenakan pakaian tempur militer lengkap dan rompi antipeluru.
Saat beraksi, tersangka diduga menembak mati seorang perempuan berusia 39 tahun dalam insiden penembakan pertama di komplek perumahan. Usai melakukan aksi penembakan di komplek apartemen, pelaku akhirnya membakar gedung tersebut.
Selain perempuan berusia 39 tahun, sang anak yang baru berusia 14 tahun juga ikut terluka, hingga akhirnya meninggal dunia akibat luka serius.
Setelah melakukan aksi penembakan di apartemen, tersangka berpindah tempat ke sebuah ruang kelas di Rumah Sakit Universitas Erasmus, dan diduga menewaskan seorang dosen berusia 46 tahun.
"Anda tidak akan mengharapkan hal ini terjadi di Belanda," kata seorang saksi mata di bangsal anak-anak.
"Di Amerika Serikat iya, tapi di Belanda? Saya tidak akan pernah menyangka seorang guru (dibunuh)," lanjutnya.
Berdasarkan keterangan Kepala Polisi Rotterdam Fred Westerbeke, pelaku diyakini beraksi sendirian di dua tempat tersebut.
Meski begitu, polisi masih menyelidiki motif penembakan tersebut. Meski belum diketahui motifnya, Westerbeke menambahkan bahwa insiden ini merupakan 'tindakan yang ditargetkan.'
Berdasarkan catatan yang dimiliki kepolisian, tersangka pelaku penembakan memiliki catatan kriminal, yakni tindakan penyiksaan hewan pada tahun 2021 silam.
Sementara itu, untuk pembakaran yang dilakukan pelaku, pihak pemadam kebakaran masih menyelidiki potensi kasus pembakaran, setelah insiden penembakan di apartemen dan universitas.
Namun, polisi meyakini masih terlalu dini untuk berkomentar dalam konferensi pers mengenai laporan media bahwa pria tersebut juga menggunakan bom molotov atau alat pembakar serupa dalam aksinya.
Sementara itu, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte juga mengungkapkan keprihatinannya atas insiden penembakan ini. Selain itu, Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima juga mengungkapkan rasa belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban.