Suara.com - Seorang perempuan bernama Ida Susanti menceritakan kisah pilu yang dialami sejak bertahun-tahun lalu. Bagaimana tidak, rasa cinta yang dipupuk sedari awal harus gugur setelah mengetahui sang suami ternyata perempuan.
Ida menjelaskan awal mula pertemuan dirinya dengan seorang lelaki pada Juni 2000 silam. Kala itu, ia mendapatkan nomor ponsel lelaki dari temannya, Michele.
Percakapan keduanya dimulai melalui SMS. Obrolan keduanya terus berlanjut hingga ke arah serius.
Seseorang yang dikenalnya sebagai pria itu mengajak Ida untuk bertemu di sebuah restoran. Kakaknya yang bernama Yohanes datang menjemput Ida pada 26 Juni 2000.
Baca Juga: Lakukan Ini Saat Duduk Dekat Jokowi, Viral Menpora Dito Menciut Dipelototin Paspampres
Saat bertemu, pria yang dimaksud memperkenalkan diri sebagai Nardinata Marshioni Suhaimi. Guna meyakini Ida, Nardinata bahkan memperlihatkan KTP hingga akte kelahiran.
"Saya pun tidak janggal mengapa dia memperkenalkan diri dengan memperlihatkan akte kelahirannya," kata Ida dikutip dari akun X @yolayoa11063 pada Jumat (29/9/2023).
Selepas pertemuan tersebut, Nardinata semakin memperlihatkan keseriusannya kepada Ida. Didampingi sang kakak, ia mendatangi Ida dengan maksud untuk melamarnya.
Sebuah foto memperlihatkan Nardinata tengah memasangkan cincin ke jemari Ida.
Keseriusan Nardinata lantas dilanjut dengan acara tukar cincin secara sederhana di sebuah restoran di Surabaya. Pada foto yang diunggah tampak Nardinata, Ida serta sejumlah kerabat hadir pada acara tersebut.
Baca Juga: Ditinggal Kekasih Nikah, Pemuda di Pasuruan Ngamuk Rusak Rumah Tetangganya
Tepat pada 30 Juli, Nardinata dan Ida berangkat ke Jakarta dengan maksud untuk mencatatkan pernikahan secara hukum.
Perjalanan Pilu Ida Dimulai
Sah menjadi suami istri, keduanya memulai perjalanan bulan madu ke beberapa negara. Bangkok, Thailand menjadi destinasi bulan madu pertama mereka.
Ketika tengah menginap di Hotel Asia, Bangkok, Nardinata mengaku kepada Ida kalau dirinya tidak membutuhkan istri. Ia hanya butuh pendampingi yang bisa menemaninya ke mana pun dirinya pergi.
Momen itu yang membuat Ida terkejut bukan main. Sebab, Nardinata mengaku kalau dirinya bukan pria.
"Lalu, ia mengaku bahwa dia adalah seorang perempuan!" ungkap Ida.
Ida yang kaget sontak menangis. Pertengkaran hebat tak dapat terhindarkan.
Saat itu, Nardinata malah memukuli Ida dan mengancam akan membunuhnya. Di saat yang bersamaan, Nardianata memerintakan Ida untuk mengurus abu orang tua serta tiga anak angkatnya.
Karena di bawah ancaman, Ida akhirnya mau mengikuti perintah Nardinata dan membuat kesepakatan. Tetapi di samping itu, ia juga meminta diceraikan karena tidak bisa menjalani hubungan sesama perempuan.
"Dia pun akhirnya menyepakati bahwa akan memenuhi setiap kebutuhan saya dan membelikan saya rumah untuk ditinggali," tuturnya.
Karena tidak bisa bercerai, Ida akhirnya terpaksa untuk tetap menjalani hidupnya. Tiga bulan berikutnya ia diberikan rumah di Pakuwon City, Taman Mutiara, Surabaya.
Tidak mau berdiam diri, ia membuka usaha toko suku cadang mobil Eropa. Ida mengaku memiliki pengalaman bekerja selama 15 tahun di bengkel mobil tersebut.
Seolah tidak diberi kesempatan untuk hidup tenang, tiba-tiba Ida didatangi oleh seorang perempuan bernama Emiliana yang mengaku sebagai istri dari Nardinata.
Sembari mengamuk, perempuan asal Balikpapan, Kalimantan Timur itu mengambil mobil dan pakaian Nardinata dari rumah Ida.
Karena takut, Ida menghubungi Nardinata untuk menanyakan perihal perempuan. Namun tak berselang lama lama, ia sadar kalau perempuan tersebut hanya suruhan suaminya.
Alami Kekerasan
Semenjak kejadian itu, Ida kerap mendapatkan tindakan kekerasan oleh Nardinata terutama ketika keduanya bertengkar.
Pada momen itu, Ida mengaku disuruh suaminya untuk mengirimkan suku cadang mobil yang ia jual ke Jakarta. Nardinata berjanji akan menggantinya dengan uang senilai Rp 50 juta.
"Namun uang itu tidak pernah diberikan, saya sangat mengalami kerugian bagik materil maupun imateril," ungkapnya.
Merasa dirugikan, Ida lantas melaporkan Nardinata ke Polda Jawa Timur pada 2002 namun tak membuahkan hasil.
Nardinata malah membuat laporkan kalau sertifikat rumah yang ditinggali Ida hilang. Bahkan rumah yang dimaksud sudah dijual ke keponakannya.
Sejak saat itu, laporan Ida di kepolisian berhenti. Ia harus menunggu sekitar lima tahun lamanya agar surat daftar pencarian orang (DPO) atas nama Nardinata Marshioni Suhaimi ke luar.
"Namun juga tidak membuahkan hasil," ungkapnya.
Lebih menyedihkan ketika rumah yang ditinggali Ida dieksekusi pada 8 Juni 2023. Otomatis, Ida harus ke luar dari rumah tersebut.
Selama mengenal Nardinata, hidup Ida dihantui oleh tindakan kekerasan hingga ancaman pembunuhan. Bahkan dirinya hilang keperawanan menggunakan alat dari karet.
"Namun, sudah terhitung 21 tahun saya berjuang melalui proses hukum, sudah ratusan juta uang, sudah lebih dari 6 pengacara yang membantu, amun saya belum juga memperoleh keadilan," tuturnya.
Diminta Hapus Video
Cerita Ida itu sempat diungkap melalui media sosial TikTok. Unggahannya lantas viral di tengah khalayak.
Bukannya terbantu, Ida malah dipanggil ke Polda Jatim untuk memintanya menghapus video yang dimaksud.
"Lalu berselang beberapa hari video itu pun hilang di-takedown TikTok," ucapnya.
Padahal Ida hanya berharap dengan viralnya video tersebut bisa membuat pelaku hadir dalam sidang yang rencananya digelar pada Oktober 2023.
Pelaku Diduga Keluarganya Jusuf Hamka
Cerita pilu Ida menarik perhatian publik yang menggunakan akun media sosial. Di akun TikTok @yolayola misalnya, video Ida dibanjiri oleh komentar warganet yang memberikan semangat.
Namun, tidak sedikit pula warganet yang menyebut kalau pelaku masih keluarga dari Jusuf Hamka.
"Masih keluarganya Jusuf Hamka tersangkanya," tulis pemilik akun @Sh*****.
"Susah lawannya keluarga Jusuf Hamka buset," komentar pemilik akun @Netr******.
"Akun komen di akun Pak Jusuf Hamka dihapus gesss, up terus kasusnya," tutur @Ma*****.
Menurut keterangan Ida, Nardinata memiliki beberapa identitas palsu. Ada tiga salinan KTP milik pertama.
Pertama, KTP pelaku bernama Oni Yusuf, kedua atas nama Nardinata Marshioni Suhaimi. Sementara yang ketiga ialah Nera Maria Suhaimi Joseph dengan jenis kelamin perempuan.