Suara.com - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengakui adanya usulan untuk menerapkan aturan ganjil genap kendaraan di jalan yang dilintasi LRT Jabodebek. Namun, kebijakan tersebut belum bisa diterapkan dalam waktu dekat.
Syafrin berujar, sebelum menerapkan ganjil genap, pihaknya harus lebih dahulu melakukan analisa kinerja lalu lintas alias traffic. Sementara, pengkajian itu baru bisa dilakukan setelah LRT Jabodebek menerapkan tarif komersil.
Hingga 30 September nanti, angkutan berbasis rel itu masih menerapkan tarif promo sebesar Rp5 ribu ke semua stasiun. Selama masa promo, kinerja lalu lintas tak bisa menjadi acuan.
"Terkait dengan hal tersebut saat ini tarif LRT Jabodebek masih tarif promo Rp5 ribu. Tentu jika kita lakukan analisis traffic tentu kurang ideal. Sehingga kami menunggu kapan tarif komersial mulai berlaku," ujar Syafrin di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/9/2023).
Baca Juga: Pemprov DKI Klaim Pemadaman Lampu Hari Ozon Hemat Materiil Rp 146 Juta
Pertimbangan ganjil genap ini akan diberlakukan berdasarkan pertimbangan dari analisa tersebut. Jika nantinya kinerja lalu lintas masih tinggi atau macet, maka tak menutup kemungkinan pihaknya akan menerapkan ganjil genap.
"Baru pada saat itu kami akan melakukan analisis traffic dan melihat kerja jaringan di lintasan yang paralel dengan LRT Jabodebek," jelasnya.
"Karena sekarang masih tarif promo. Jadj analisis traffic belum dilakukan," tuturnya.
Usulan DPRD DKI
Sebelumnya, Anggota Komisi B DPRD DKI, Mohamad Taufik Zoelkifli mengusulkan penyesuaian kerja lalu lintas di jalan yang dilintasi Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. Salah satu kebijakan yang diusulkan adalah penerapan ganjil genap kendaraan.
Baca Juga: DKI Jakarta Jadi DKJ, Gembong PDIP Minta Pemprov Mulai Bersiap Cetak Ulang e-KTP
Taufik mengaku sudah menyampaikan usulan ini kepada Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo dalam rapat Komisi B beberapa waktu lalu.
"Saya kemarin di rapat sudah bicara ke Kadis Perhubungan bahwa perlu penyesuaian atau rekayasa lalu lintas kembali setelah LRT Jabedebek beroperasi," ujar Taufik saat dihubungi Suara.com, Rabu (20/9).
Selain ganjil genap, Taufik menilai pwrlu ada penyesuaian terkait angkutan kota (angkot) hingga bus Transjakarta dan transportasi umum lainnya yang menjadi pengumpan LRT Jabodebek. Dengan cara ini, maka Pemprov bisa mengoptimalkan operasional angkutan berbasis rel tersebut.
"(Mengusulkan) antara lain tentang Ganjil Genap. Selain itu juga menyusun rute-TJ dan angkot JakLingko di sepanjang rute LRT," ucapnya.
Selain mengoptimalkan LRT, upaya ini juga akan mengurangi kemacetan karena membantu peralihan penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan umum.
Menurut Taufik, pihak Dishub akan mempertimbangkan usulan tersebut setelah melakukan kajian mendalam bersama sejumlah pihak.
"Mereka akan segera melaksanakannya. Tergantung dari hasil kajian Dishub. Kita berharap akan dilaporkan segera oleh Dishub," katanya.
Diketahui, LRT Jabodebek sudah mulai beroperasi sejak Agustus 2023 dan melintasi Cibubur, Cawang, Dukuh Atas, hingga Lintas Bekasi Timur.