“Itupun airnya kotor, keruh, jadi tak layak dikonsumsi. Akhirnya terbengkalai,” ujar Bakrie.
Raja Buano Selatan, Frangky Nusaaly mengucapkan rasa terima kasih atas kehadiran sumur wakaf di Buano Selatan. Perbedaan yang ada justru menguatkan penduduk Buano untuk saling membantu.
“Bersatu kita utuh, bercerai kita runtuh. Keberadaan sumur wakaf ini perlu kita jaga bersama agar manfaatnya dapat dirasakan seluruh warga,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Raja Buano Utara Ahmad Nurlette, dia mengucapkan rasa syukur atas hadirnya sumur wakaf di Buano Utara.
“Alhamdulillah kita mencontoh teladan sahabat nabi berupa sumur wakaf di desa kita tercinta,” ucapnya.
Kedua Raja tersebut juga mengucapkan terima kasih kepada Dompet Dhuafa yang telah menyalurkan program sumur wakaf di Buano. Mereka juga sepakat untuk menjaga bersama sumber air bersih tersebut dan memanfaatkan seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat Buano, sehingga seluruh penduduk Buano tidak lagi mengonsumsi air payau lagi.
Sumur Wakaf Jadi Solusi Penuhi Kebutuhan Air Bersih

Pimpinan Cabang DD Maluku, La Januari yang turut hadir pada peresmian sumur wakaf mengatakan bahwa sumur wakaf ini adalah berkat doa warga Buano serta kebaikan pada donatur yang mempercayakan Dompet Dhuafa untuk menyalurkan sumur wakaf.
“Alhamdulillah, dalam waktu enam bulan sumur wakaf ini jadi,” tuturnya.
Baca Juga: Gempa Terkini 12 September 2023: Kekuatan Hingga Dampak Guncangan di Maluku dan Aceh
Ia juga menyampaikan bahwa wakaf merupakan instrumen keuangan Islam yang mampu untuk membangun Maluku dengan mengentaskan pelbagai masalah, salah satunya keterbatasan air bersih. Sumur wakaf ini merupakan persembahan dari donatur Dompet Dhufa bagi masyarakat untuk dimanfaatkan seluas-luasnya. Wakaf harus abadi sehingga perlu dijaga bersama.