Jejak Politik Rachmawati Soekarnoputri, Tak Pernah Sejalan dengan Megawati

Ruth Meliana Suara.Com
Jum'at, 22 September 2023 | 20:06 WIB
Jejak Politik Rachmawati Soekarnoputri, Tak Pernah Sejalan dengan Megawati
Rachmawati Soekarnoputri. [suara.com/Ismail]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sosok mendiang Rachmawati Soekarnoputri, puteri ketiga Presiden pertama Indonesia, Soekarno pernah meramaikan dunia politik di Indonesia.

Sama seperti saudara-saudaranya seperti Sukmawati Soakernoputri, Megawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra, Rachmawati juga ikut menjajal politik.

Seperti apa rekam jejak politik Rachmawati Soekarnoputri? Berikut ulasannya.

Dalam dunia politik, Rachmawati kerap berganti-ganti partai. Pada 2002 hingga 2012, ia merupakan salah satu petinggi Partai Pelopor.

Baca Juga: Rakerda PDIP Gorontalo, Megawati Minta Kader Banteng Turun Door to Door Menangkan Ganjar

Ia sempat juga bergabung dengan Partai Nasional Demokrat atau NasDem besutan Surya Paloh pada 2012 hingga 2015.

Dan pada 2015 hingga akhir hayatnya pada 2021, Rachmawati bergabung dengan Partai gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Berseberangan dengan Megawati

Meski sama-sama memiliki trah Soekarno, Rachmawati dan Megawati Soekarnoputri memiliki perbedaan sikap politik.

Perbedaan sikap politik itu bermula ketika Megawati memutuskan bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada masa orde baru lalu.

Baca Juga: Ketum Parpol Koalisi Bakal Putuskan Cawapres yang Terbaik, PPP Masih Berharap Sandiaga Jadi Pilihan Megawati

Ketika itu, Rachmawati khawatir diajaknya trah Soekarno ke gelanggang politik adalah skenario LB Moerdani, orang terdekat Soeharto, untuk melemahkan kekuatan Islam.

Ia sempat mengatakan hal itu pada Megawati, namun kakaknya itu tak merespons dan hanya diam seribu bahasa.

Rachmawati mendukung GusDur

Perbedaan sikap politik antara Rachmawati dan Megawati juga terlihat ketika Abdurrahman Wahid lengser dari jabatannya sebagai presiden dan digantikan oleh Megawati pada 2001.

Ketika itu, Rachma mengambil sikap politik untuk mendukung Gusdur, ketimbang kakaknya sendiri yang tengah naik ke kursi presiden.

Rachma cukup keras menentang Megawati sampai dalam satu kesempatan, ia menyebut Megawati pernah melakukan makar terhadap Gusdur.

Berseteru karena BLBI

Perseteruan antara Rachma dan Mega berlanjut ketika kakaknya itu mengeluarkan kebijakan surat keterangan lunas bagi obligor Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) ketika menjabat sebagai presiden.

Saat itu, kebijakan tersebut paling banyak menyedot keuangan negara. Sebagai bentuk perlawanan terhadap kakaknya, Rachmawati lalu mendirikan Partai Pelopor.

Pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2004, Partai Pelopor sempat mendapatkan tiga kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Dukung Prabowo di Pilpres 2019

Sikap Rachma yang berseberangan dengan Mega kembali nampak ketika ia bergabung dengan Partai Gerindra pada 2014.

Sebelumnya ia memutuskan keluar dari Partai NasDem karena partai tersebut memutuskan mendukung Jokowi yang diusung oleh PDI Perjuangan.

Sebagai bentuk dukungan, Rachma sempat bertemu langsung dengan Prabowo Subianto di kediamannya pada 16 Mei 2014.

Dan pada Pilpres 2019, keduanya berada di dua kubu yang berlawanan. Rachmawati mendukung Prabowo Subianto sebagai capres. Sementara Megawati menjagokan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden 2019.

Akhir hayat Rachmawati Soekarnoputri

Pada 3 Juli 2021, Indonesia kehilangan salah satu putri Proklamatornya, yakni Rachmawati Soekarnoputri.

Anak ketiga Soekarno itu mengembuskan nafas terakhir di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Rachmawati disebut meninggal dunia akibat terpapar Covid 19.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI