![Suasana pertokoan yang tutup di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (19/9/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/09/19/30693-pasar-tanah-abang-sepi-blok-a-pasar-tanah-abang.jpg)
"Kadang kalau mereka udah sampai sini tapi gak dapet kerjaan, atau dapet kerjaan hanya cukup buat makan, mereka nginap. Tidur di pinggiran toko,” jelas Eme.
Emen juga mengaku, banyak dari rekannya sesama porter yang beralih pekerjaan lantaran sudah tidak sanggup bertahan dengan kondisi pasar.
"Yang jadi kuli bangunan banyak, yang dagang di kampung juga banyak,” ucapnya.
Emen, yang mengaku telah memiliki 2 orang anak ini, bertahan menghadapi hal ini dengan mengandalkan dari hasil keuntungan warung kelontong yang kelola istrinya.
“Istri untung ngerti, kalo lagi rame kan kita kadang ngasih lebih,” tutupnya.
Bangkrut karena Sepi
Sekjen Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan sebelumnya menyebut jika omzet para pedagang di Pasar Tanah Abang mengalami merosot tajam imbas sepinya pembeli. Bahkan, dia mengatakan tak sedikit dari para pedagang tersebut terpaksa harus gulung tikar alias bangkrut. Para penjual yang bangkrut sebagian besar adalah pedagang tekstil.
"Sebenarnya IKAPPI sudah menyampaikan ini beberapa saat yang lalu bahwa pedagang tekstil diseluruh Indonesia tidak hanya di Tanah Abang termasuk di pasar-pasar tradisional juga mengalami kebangkrutan," kata Reynaldi dalam pesan singkatnya, Selasa (19/9/2023).
Menurut dia sepinya pembeli ini imbas kehadiran media sosial atau social ecommerce seperti Tiktok Shop yang saat ini marak digunakan.
Baca Juga: Sekilas Sejarah Pasar Tanah Abang, Dibangun Pejabat VOC, Apakah Akan Terus Sepi?
"Saat ini kita berhadapan pada salah satu media sosial yang menjual barang-barang dari luar contoh Thailand, Tiongkok, dan beberapa negara lain. Sedangkan pemerintah tidak melakukan advokasi pendampingan terhadap pedagang untuk melakukan penjualan di online shop juga," katanya.