Suara.com - Eks politikus Partai NasDem Zulfan Lindan kembali menjadi sorotan. Usai dirinya sempat "hengkang" dari Partai NasDem demi mendukung Megawati untuk menjadi capres 2024, kini Zulfan pun mengeluarkan pernyataan kontroversial.
Kehadiran Zulfan dalam acara Seminar Nasional yang dilaksanakan oleh Gerakan Mahasiswa Pelajar Kebangsaan (GMPK) bertemakan "Meneropong Kepemimpinan Masa Depan" ikut menyinggung soal pencapresan Anies Baswedan.
"Ini ya, saya mau tanya dengan saudara sekalian. Kalian yakin gak Anies mau jadi capres? Kalau saya pribadi, saya gak yakin. Malah udah gak yakin dari dulu," tanya Zulfan kepada para audiens yang hadir di acara tersebut pada Rabu, (20/09/2023) kemarin.
Tak hanya menyebut dirinya tak yakin dengan rencana pencapresan Anies, Zulfan pun juga mengungkap adanya kemungkinan perubahan dari PKB selaku pihak yang mengusung Anies bersama pimpinan mereka, Cak Imin.
Baca Juga: Posisi Capres Harga Mati, Gerindra Belum Kepikiran Duetkan Prabowo dengan Ganjar
"Semua hal bisa terjadi, last minute semuanya bisa saja berubah. Apalagi kalau bicara soal PKB, gampang sekali berubahnya," lanjut Zulfan.
Pernyataan Zulfan itu pun menjadi perbincangan publik. Meskipun sudah dideklarasikan sebagai bakal capres - cawapres, namun pendaftaran para bacapres dan bacawapres ini baru akan dilaksanakan pada 19 Oktober mendatang. Hal ini pun seolah didukung dengan pernyataan Zulfan soal adanya kemungkinan perubahan yang terjadi dalam koalisi politik ini.
Pernyataannya pun menjadi kontroversial lantaran Zulfan sendiri pernah "didepak" dari NasDem yang notabene mendukung Anies selaku capres.
Lalu, siapa sosok Zulfan Lindan sebenarnya?
Baca Juga: Profil dan Biodata Angela Tanoesoedibjo, Anak Hary Tanoe Jadi Wakil Ketua Tim Pemenangan Ganjar
Pria kelahiran Banda Aceh, 1 November 1956 ini menghabiskan masa kecilnya hingga sekolah menengah di Kota Banda Aceh. Pasca menyelesaikan sekolahnya, ia pun sempat hijrah ke kota lain untuk menempuh pendidikan tinggi.
Zulfan pun diketahui pernah menjalani perkuliahan di jurusan politik, namun ia tak menyelesaikan studinya tersebut dan memilih langsung berkarir di dunia politik.
Saat masih menjadi mahasiswa, Zulfan pernah menjadi Ketua PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta pada tahun 1983. Ia pun beberapa kali terlibat dalam aksi mahasiswa, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk tidak menyelesaikan studinya.
Sebelum bergabung dengan Partai Nasdem, Zulfan sendiri pernah masuk dalam jajalan kader Partai Demokrasi Pembaruan serta Partai Nasional Banteng Kemerdekaan. Karir politik Zulfan pun bermula ketika dirinya terpilih sebagai anggota DPR RI selama dua periode, yaitu anggota DPR RI Komisi IX periode 1999 hingga 2004 serta anggota DPR RI Komisi VI periode 2014 hingga 2019.
Zulfan pun kembali mencoba peruntungannya sebagai anggota DPR RI saat masuk sebagai kader Partai Nasdem di tahun 2019 lalu, namun ia tak berhasil lolos ke Senayan sebagai anggota DPR RI. Selama menjadi kader NasDem, Zulfan pun aktif bersuara di media dan memberikan tanggapannya soal isu politik di Indonesia.
Sayangnya, karir Zulfan di Nasdem harus terhenti usai dirinya diketahui dinonaktifkan oleh Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dari keanggotaannya di Nasdem usai pernyataan kontroversial Zulfan yang menyebut Anies Baswedan adalah antithesis dari Jokowi pada Oktober 2022 lalu. Hal ini dianggap mencoreng nama NasDem yang saat itu sedang hangat-hangatnya dibicarakan karena akan menggandeng Anies dalam pilpres 2024.
Tak hanya dinonaktifkan, Zulfan pun dilarang untuk berbicara ke media tentang apapun yang berhubungan dengan NasDem.
Kontributor : Dea Nabila