Suara.com - Saat pernikahan anaknya di Bali, pengacara Hotman Paris Hutapea mengaku menerima amplop senilai Rp1 miliar dari dua konglomerat yang juga sempat menjadi kliennya. Salah satunya, Prajogo Pangestu yang dikenal sebagai pebisnis sukses di bidang petrokimia.
Besaran amplop pernikahan yang sangat fantastis itu tentu membuat publik penasaran akan kekayaan Prajogo Pangestu.
Apalagi namanya masuk peringkat lima teratas orang paling kaya di Indonesia. Lantas, berapa harta yang dimiliki konglomerat petrokimia ini?
Kekayaan Prajogo Pangestu
Baca Juga: 5 Sumber Kekayaan Hotman Paris: Pantas Bisa Bikin Pesta Pernikahan Anak Rp 5 Miliar
Prajogo Pangestu mengalami kenaikan harta sebesar US$739 juta atau sekitar Rp11,35 triliun pada 14 Agustus 2023. Menurut data Forbes Real Time Billionaire, kekayaannya naik sebesar 8,34%, sehingga jika diakumulasi menjadi 9,6 USD atau setara Rp144 triliun.
Harta orang terkaya keempat di Indonesia ini bertambah usai saham-sahamnya melonjak. Saham itu menjadi sumber kekayaannya, yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Prajogo memperoleh kekayaan dari PT Barito Pacific Timber (BRPT). Perusahaan ini berganti nama menjadi Barito Pacific usai mengurangi bisnis kayunya pada tahun 2007. Di mana terjadi akuisisi 70% saham Chandra Asri yang juga dijual di Bursa Efek Indonesia.
Kesuksesan dari perusahaan pertamanya itu tak menghentikan langkah Prajogo untuk terus berkembang. Ia bergerak melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan PT Chandra Asri Petrichemical Center (TPIA) dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk.
Kemudian, pada tahun 2011, kedua perusahaannya, Chandra Asri dan Tri Polyta Indonesia bergabung. Mereka bekerja sama menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Thaioil pun mengakuisisi 15% saham Chandra Asri pada Juli 2021.
Baca Juga: Biodata dan Profil 2 Konglomerat yang Ngamplop Rp1 Miliar di Nikahan Anak Hotman Paris
Selanjutnya, sumber kekayaan Prajogo juga berasal dari PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Meski sahamnya sempat mengalami penurunan hingga 12 persen, namun perusahaan ini kerap menanjak 10 kali lipat pada 14 Agustus. Di mana harganya naik dari Rp 220 ke Rp2.490.
Perseroan milik Prajogo Pangestu itu sebelumnya memang telah melebarkan bisnisnya ke sektor penambangan batu bara metalurgi serta mineral emas. Langkah untuk melakukan diversifikasi usaha tersebut diharapkan mampu mendorong pertumbuhan bisnis CUAN.
Sebelum sukses besar, Prajogo remaja hanya mengenyam pendidikan sampai sekolah menengah pertama (SMP) memilih bekerja sebagai sopir angkot pada tahun 1960. Saat itu, ia bertemu dengan pengusaha kayu asal Malaysia, Burhan Uray, yang mengubah hidupnya.
Ia bekerja sebagai karyawan Burhan Uray yang dikenal sebagai pendiri PT Djajanti Group di tahun 1969. Setelah bekerja selama tujuh tahun, Prajogo pun dipercaya menjadi General Manager (GM) di Pabrik Plywood Nusantara yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur.
Namun, kariernya sebagai General Manager di PT Plywood Nusantara tidak berlangsung lama. Ia menjabat posisi itu hanya sampai satu tahun saja. Prajogo Pangestu kemudian memutuskan keluar dari perusahaan tersebut. Setelahnya, barulah ia menjalankan bisnis sendiri.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti