Ganjar mengatakan peryataannya soal petugas partai atau bukan sudah banyak dimuat di media massa. Ia kemudian bercerita sebelum dicalonkan sebagai Capres oleh PDIP ada sejumlah nama beken yang juga kuat bakal diusung saat itu.
"Sebelum saya dicalonkan yang mukulin saya siapa? Eh kamu gak ngikutin pasti ya? kamu tahu gak saya digebukin publik? ikutin (beritanya) gak?," kata Ganjar.
Nauval kemudian mengaku tidak mengikuti isu politik saat itu.
Ganjar kemudian menjelaskan saat itu juga ada nama Ketua DPP Puan Maharani yang santar bakal dicalonkan dari PDIP. Bahkan Puan saat itu sudah mendapat dukungan dari sejumlah anggota DPR fraksi PDIP yang tergabung dalam Dewan Kolonel.

Saat itu kader PDIP pendukung Puan ada yang menyerang Ganjar dengan sejumlah pernyataan-pernyataannya.
"Saya digebukin teman sendiri, biasa saja. (Saya beranggapan) oh belum putus kok. Saya kader partai, tapi presiden bukan, gubernur bukan, itulah melayani," jelas Ganjar menjawab.
"Kita bisa membedakan, ketika kita (mengisi) jabatan, adakah saya berpihak hanya dengan partai saya, mungkin nyaris anda tidak menemukan itu," Ganjar menambahkan.
Lebih lanjut, Ganjar kemudian berjanji bakal memberikan dua buku soal dirinya kepada mahasiswa tersebut. Hal ini dengan harapan agar Nauval bisa menentukan pilihannya di Pilpres 2024.
"Agar kelak kamu bisa menentukan pilihan dengan objektif, siapa yang mau kamu pilih, tidak harus Ganjar, anda cek dulu. Dua buku itu akan menjelaskan apa yang kami kerjakan, satu buku (berjudul) hitam putih Ganjar, gak pernah abu-abu," katanya.
Baca Juga: Ganjar di Kuliah Kebangsaan UI: Pemimpin Bukan Malaikat, Tidak Ada Itu!
Mendengar jawaban Ganjar, Nauval ternyata masih kurang puas. Dia minta penegaskan lagi ke Ganjar jika terpilih sebagai Presiden ke-8 RI selanjutnya apakah tidak akan disetir pimpinan partai.