Ada alasan tersendiri mengapa Museum Nasional dijuluki Museum Gajah. Hal ini karena di halaman depan museum ada sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum tahun 1871.
Museum Gajah menjadi tempat koleksi penyimpanan ragam benda kuno seperti arca, keris, perhiasan, kain hingga banyak benda kuno lainnya
Museum Nasional juga sering disebut Gedung Arca karena di dalamnya memang banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode. Setelah Indonesia Merdeka, museum ini dikelola oleh Pemerintah Indonesia dan dijadikan sebagai Museum Pusat.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/ 0/1979 tanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya jadi Museum Nasional.
Museum ini menyimpan 190.000-an benda bernilai sejarah yang terdiri dari 7 jenis koleksi yaitu Prasejarah, Arkeologi masa Klasik atau Hindu – Budha, Numismatik dan Heraldik, Keramik, Etnografi, Geografi dan Sejarah.
Kompleks Museum Nasional dibangun di atas tanah dengan luas 26.500 meter persegi dan hingga kini mempunyai 2 gedung. Gedung A digunakan untuk ruang pamer dan wahana Imersifa. Sementara Gedung B yang dikenal dengan sebutan Gedung Arca dibuka secara resmi pada 20 Juni 2007 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Selain digunakan untuk pameran, gedung B juga digunakan untuk kantor, ruang konferensi, laboratorium, ruang pameran temporer, area komersil dan perpustakaan. Museum Nasional telah dilengkapi dengan gedung penyimpanan atau storage untuk menyimpan benda-benda budaya.
Kontributor : Trias Rohmadoni