Suara.com - Banyak cara dilakukan para pedagang di Pasar Tanah Abang guna mendulang omset akibat menurunnya jumlah pengunjung.
Meski akses jalan pasar yang dinobatkan menjadi pusat grosir terbesar se-Asia Tenggara ini macet, namun saat masuk ke dalamnya, tidak banyak pengunjung, khususnya di Blok B.
Pantauan Suara.com di lokasi, para penjual atau penjaga toko malah sibuk bermain game di gadget mereka, atau ada pula yang sibuk ngobrol dengan pedagang lain. Meski demikian tidak sedikit juga para pedagang yang mencoba menawarkan barang daganannya.
“Boleh kak belanja,” ucap salah satu pegawai toko saat jurnalis Suara.com melintas, kamis (14/9/2023).
Guna mensiasati merosotnya omset, tak jarang pedagang di Pasar Tanah Abang berjualan melalui live di sosial media. Biasanya mereka live di akun Shoope dan Instagram.
Salah seorang pedagang baju kebaya di Blok B Pasar Tanah Abang, Rizky Utama (29) mengaku melakukan penjualan lewat live di sosial media sejak 3 bulan lalu. Hal itu agar ia dapat meraup cuan lebih banyak meski, telah memiliki 3 buah toko.
Saat ditemui, RIzky sedang terduduk memperhatikan aplikasi dari ponselnya. Sementara ada salah seorang pegawai tengah cuap-cuap menawarkan produk di depan gawai yang sedang online.
Untuk menambah penerangan, di dekat ponsel tersebut terpasang dua buah lampu berbentuk bulat. Tak jarang wanita yang sedang memasarkan produk menekan bel, tanda jika barang yang pasarkannya sedang diskon.
“Sekarang lebih banyak orang beli lewat live gini. Selain ada diskon, kadang juga ada promo gratis ongkos kirim,” jelas Rizky.
Baca Juga: 10 Artis Sering Live Shopping, Alasan Pedagang Tanah Abang Lapaknya Sepi?
Rizky melihat, saat ini nampaknya ada sedikit perubahan prilaku masyarakat pasca Covid-19.
Pasalnya setelah pandemi, masyarakat jadi malas datang untuk berbelanja. Bahkan, jika ia tidak bertansformasi berjualan lewat sosial media, tokonya terancam gulung tikar.
“Kalau enggak dibantu jualan online pasti gak masuk omset,” jelasnya.
Kondisi Pasar Tanah Abang, khusunya yang berada di Blok B memang memprihatinkan. Terlebih kondisi toko yang berada di lantai 3 ke atas.
Jarang sekali pengunjung yang mau naik ke sana, lantaran kondisi penerangannya pun minim karena banyak toko yang telah tutup.
Kemudian, untuk eskalator di dalam kawasan perbelanjaan tersebut banyak mengalami gangguan. Kerab ditemui eskalator yang tidak nyala di tempat tersebut.