Suara.com - Baru-baru ini ramai diperbincangkan, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menolak tawaran kursi dari Ketua Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) Jenderal (Purn) Agum Gumelar. Kejadian ini membuat profil dan biodata Agum Gumelar menarik untuk dikulik.
Menurut Prabowo, Agum Gumelar yang merupakan tuan rumah lebih pantas untuk duduk di tempat tersebut. Capres 2024 dari Gerindra ini pun menolak dengan santun sebab segan duduk di kursi tersebut meskipun Agum Gumelar sudah mempersilahkan.
Kejadian tersebut berlangsung saat Menhan Prabowo Subianto menghadiri ulang tahun ke-64 Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri 2023 di Wisma Elang Laut, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.
Banyak pertanyaan mengenai siapa sebenarnya Agum Gumelar yang memberikan tempat duduk kepada Prabowo? Simak profil dan biodata Agum Gumelar berikut ini.
Baca Juga: Prabowo dan Pimpinan Parpol Koalisi Indonesia Maju Kumpul di Kantor Golkar, Bahas Program Masa Depan
Jenderal TNI (Purnawirawan) Agum Gumelar dilahirkan di Tasikmalaya pada tahun 1945.
Ketika masih kecil, sebagian besar waktunya dihabiskan di Bandung hingga ia menyelesaikan pendidikan menengah atasnya.
Setelah itu, Agum melanjutkan studinya di Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang pada tahun 1969.
Karier Militer Agum Gumelar
Baca Juga: Bila Pemilu Digelar Hari Ini, Pemilih PKB Lebih Banyak Coblos Prabowo Dibanding Anies-Muhaimin
Agum Gumelar mulai terjun ke dunia militer sejak tahun 1973. Saat itu, ia ditugaskan sebagai staf di Kopkamtib.
Pada tahun 1987, Agum kemudian menjabat sebagai Wakil Asisten Intelijen di Kopassus. Setahun berikutnya, dia naik menjadi Asisten Intelijen di Kopassus.
Pada tahun 1992, Agum Gumelar dipercayakan menjadi Danrem Garuda Hitam di Lampung, dan dari sana, karir militernya terus meroket hingga dia mencapai posisi sebagai Kasdam I Bukit Barisan hingga tahun 1996.
Setelah itu, Agum menjadi staf ahli Pangab di bidang PolKam, serta Pangdam VII WiraBuana dari tahun 1996 hingga 1998. Pada tahun 1998, dia diberi tugas sebagai Gubernur Lemhanas.
Di tahun yang sama, pada tahun 1998, Agum Gumelar meraih gelar Master dari American World University. Sayangnya, lembaga tersebut kemudian dilarang beroperasi oleh Dikti Depdiknas pada tahun 2005 karena terlibat dalam praktik jual beli gelar yang tidak etis.
Karir Politik Agum Gumelar
Tak hanya katam dengan dunia militer, Agum Gumelar pun memasuki dunia politik. Tepatnya tahun 1999, dia diangkat sebagai Menteri Perhubungan.
Pada saat itu juga, Agum terpilih menjadi Ketua Umum PSSI. Ia memimpin federasi sepak bola tanah air dari tahun 1999 hingga 2003.
Berikutnya, Agum menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polkam) dalam Kabinet Persatuan Nasional (2001) di bawah kepemimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Pada tahun yang sama, Agum kembali menjadi Menteri Perhubungan, kali ini dalam Kabinet Gotong Royong.
Pada tahun 2004, Agum Gumelar mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden dari fraksi PPP, berpasangan dengan Hamzah Haz sebagai calon presiden. Namun, upayanya ini tidak berhasil dalam pemilihan presiden.
2007, Agum Gumelar mencalonkan diri dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Tak berhenti di sana, 2008, PDIP mengajak Agum maju calon Gubernur Jawa Barat. Namun dia juga tidak berhasil meraih kemenangan dalam pemilihan tersebut.
Riwayat Organisasi Agum Gumelar
Pengalaman cukup lama di dunia sepak bola membuat Agum Gumelar ditunjuk sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI (2011).
Sebelumnya, Agum juga pernah jadi Ketua Umum KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) dari 2003 hingga 2007. FIFA memilihnya sebagai solusi konflik internal di PSSI.
Demikian ulasan mengenai profil dan biodata Agum Gumelar yang dapat kamu ketahui. Dengan pengalaman di dunia militer dan politik sepanjang itu wajar jika Prabowo bersikap segan dan menaruh hormat kepada Agum Gumelar saat acara pertemuan Purnawirawan.
Kontributor : Muhammad Zuhdi Hidayat