Suara.com - Sebagian orang yang tinggal di Pulau Jawa, pasti sudah tidak asing dengan Puasa Mutih. Apa itu Puasa Mutih? Puasa ini cukup berbeda dengan puasa yang dilakukan oleh umat Muslim di bulan Ramadhan dan puasa sunnah biasanya. Puasa ini erat kaitannya dengan tradisi Jawa kuno, tujuannya juga beragam, mulai mendapatkan jodoh hingga mencari ketenangan pikiran dan hati.
Apa Itu Puasa Mutih?
Puasa Mutih dapat disebut juga melakukan puasa dengan menghindari makanan dan minuman yang berwarna selain putih. Seseorang yang biasanya melakukan Puasa Mutih hanya memakan makanan berupa nasi putih dan hanya meminum air putih saja. Mungkin banyak yang belum kenal dengan puasa yang satu ini sehingga mempelajari tata cara dan niat melakukannya bisa memperdalam pengetahuan tentang puasa mutih.
Keutamaan Menjalankan Puasa Mutih
Baca Juga: Mengenal Penyebab Fire Whirl, Tornado Api Kecil yang Muncul di Bromo Imbas Flare Prewedding
Keutamaan dari Puasa Mutih ini adalah untuk pembersihan fisik dan spiritual. Secara fisik, puasa ini bertujuan membersihkan tubuh dari berbagai toksin akibat pola makan sehari-hari. Secara spiritual, Puasa Mutih dapat membantu seseorang untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan atau mencapai tingkat kesadaran yang lebih tinggi. Dalam keadaan puasa seperti ini seseorang dapat mengalami perasaan yang sangat damai pada dirinya.
Niat Puasa Mutih
Niat Puasa Mutih biasanya dalam bahasa jawa yang dibacakan di dalam hati.
"Niat ingsun puasa mutih kangge putihke bathinku, putihke ragaku, putih kaya dining banyu kang suci karana Allah Ta’ala".
Artinya: "Aku berniat puasa mutih agar putih batinku, putih badanku, dan putih seperti air suci karena Allah SWT."
Baca Juga: Tata Cara Shalat Rebo Wekasan, Lengkap Bacaan Niat hingga Keutamaan
Tata Cara Puasa Mutih
Puasa Mutih dapat dimulai dari pukul 18.00 sampai pukul 18.00 di hari besoknya. Atau bisa dengan cara berikut ini:
- Pertama, dalam menjalankan Puasa Mutih ini diperbolehkan untuk makan dan minum hingga beberapa kali dalam sehari sesuai dengan waktu makan. Namun hanya diperbolehkan memakan makanan yang berwarna putih saja.
- Lalu cara yang kedua, Puasa Mutih boleh dilakukan hanya dengan satu kali makan pada saat berbuka saja, kemudian dilanjutkan sampai bangun tidur di hari berikutnya. Gunakan waktu saat puasa mutih ini untuk meditasi dan mendekatkan diri pada Tuhan.
- Ketika waktu Puasa Mutih berakhir, perlahan-lahan mulailah dengan makanan yang mudah dicerna seperti buah segar atau makanan berkuah bening. Hindari makanan berat yang sulit dicerna pada hari pertama setelah puasa mutih.
- Lakukan meditasi atau doa untuk menandai akhir Puasa Mutih. Rasakan perasaan tenang dan kedekatan spiritual yang Anda capai selama puasa.
Itulah ulasan singkat seputar apa itu Puasa Mutih, bacaan niat, hingga tata cara melakukannya. Semoga informasi di atas bermanfaat bagi Anda.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama