Suara.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) berencana untuk memberikan imbauan kepada partai politik agar tidak menggunakan frekuensi publik dalam memunculkan bakal calon presiden pada masa sosialisasi pemilu.
Hal itu disampaikan Ketua Bawaslu Rahmat Bagja dalam menyampaikan perkembagan kajian yang dilakukan oleh pihaknya terhadap tayangan azan di salah satu stasiun televisi nasional yang menampilkan Ganjar Pranowo.
Namun, Bagja menjelaskan bahwa saat ini belum memasuki tahapan pendaftaran calon presiden dan wakil presiden sehingga belum ada tokoh yang ditetapkan sebagai peserta pemilu calon presiden dan calon wakil presiden definitif.
"Pada saat ini, (mengacu pada) PKPU Nomor 15 Tahun 2023, berdasarkan tahapan yang ada, belum ada bacapres sampai saat ini. Maka, treatment yang akan kami gunakan adalah sesuai dengan beberapa persoalan yang lalu," kata Bagja di Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Selasa (12/9/2023).
Baca Juga: Deretan Isu Politik Identitas Diduga Muncul Jelang Pilpres 2024, Dua Capres Kena
"Misalnya, ada bacapres (di frekuensi publik), kepada partai politik kami akan lakukan surat imbauan bahwa sekarang ini untuk menahan diri karena tidak ada sosialisasi di frekuensi publik, kecuali PKPU-nya berubah," tambah dia.
Dia menegaskan dalam Peraturan KPU (PKPU) Nomor 15 Tahun 2023 tentang Kampanye Pemilu, tidak boleh ada sosialisasi melalui frekuensi publik seperti televisi dan radio.
Lebih lanjut, Bagja menjelaskan pihaknya sedang berkoordinasi dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mengkaji kemunculan Ganjar dalam tayangan azan.
"Kita tunggu, besok atau dua hari lagi ke depan yang Insha Allah sudah muncul hasil dan kajiannya," ujar Bagja.
Jika terindikasi adanya pelanggaran, Bagja menyebut KPI akan menindaklanjuti stasiun televisi yang menampilkan Ganjar pada tayangan azan.
Baca Juga: Bakal Calon Peserta Pilpres 2024 Mulai Umbar Janji, Bawaslu Segera Cross Check
Diketahui, Ganjar Pranowo jadi perbincangan setelah muncul di azan salah satu televisi swasta. Dalam tayangan adzan maghrib itu awalnya dibuka dengan pemandangan alam Indonesia. Ganjar kemudian muncul menyambut jemaah yang akan salat.
Dalam kesempatan itu, Ganjar memakai baju koko warna putih, peci hitam dan sarung batik. Dia lalu menyalami dan mempersilakan jemaah yang datang untuk masuk ke masjid.
Selain itu, Ganjar muncul saat melakukan wudu sebelum salat. Dia juga duduk di saf depan sebagai makmum.