Namun pada perkembangannya, lokalisasi Kramat Tunggak semakin meluas dan menjadi lahan basah bagi para mucikari untuk mempekerjakan perempuan sebagai wanita penghibur.
Penutupan Kramat Tunggak
Pada era 1990-an, di Kramat Tunggak tercatat ada lebih dari 2 ribu pekerja seks, sehingga membuat kawasan itu dikenal sebagai tempat yang ‘kotor’.
Hal inilah kemudian yang membuat warga sekitar Kramat Tunggak mendesak pemerintah untuk menutup lokalisasi itu.
Akhirnya Kramat Tunggak resmi ditutup oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pada 31 Desember 1999.
Untuk membersihkan citra Kramat Tunggak, Sutiyoso melontarkan ide untuk membangun Jakarta Islamic Center di bekas kawasan tersebut dan terealisasi pada 4 Maret 2003 hingga kini.
Kontributor : Damayanti Kahyangan