Suara.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Rycko Amelza Dahniel menyatakan jaringan terorisme masih ada dalam struktur Badan usaha Milik Negara (BUMN).
Namun, Rycko tidak menjelaskan secara detail perusahaan pelat merah yang dimaksud.
"Ya bukan masih banyak (jaringannya), mungkin masih ada jaringannya (terorisme). Saya nggak bisa jelaskan, yang jelas jaringannya ada," ujar Rycko kepada wartawan di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (8/9/2023).
Lantaran itu, Rycko menyatakan pentingnya peran BNPT dalam proses asesmen dalam proses rekrutmen BUMN.
Baca Juga: Said Aqil Sentil Kepala BNPT Soal Kasus Pegawai KAI Tersangka Terorisme: Masa Kecolongan Terus
"Selama ini asesmen yang dilakukan BNPT hanya untuk eselon-eselon satu dan dua calon-calon deputi, calon driver, belum menyentuh sampai ke bawah tadi," jelas Rycko.
Selain itu, Rycko mengatakan, BNPT terkendala jumlah personel yang terbatas saat melakukan asesmen.
"Hanya 15 orang untuk melakukan assessment terhadap 961 objek vital dengan sekian ribu petugas-petugas yang memiliki resiko tinggi tadi," ungkap Rycko.
Disentil Said Aqil
Sebelumnya, Mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj menyentil Rycko dalam kasus pegawai PT KAI yang ditetapkan sebagai tersangka kasus terorisme.
Baca Juga: Tangkal Radikalisme dan Terorisme, Kemendagri Gelar FGD
Pernyataan itu disampaikan Said Aqil dalam acara Konsolidasi Kebangsaan LPOI dan LPOK, Jumat (8/9/2023).
Dalam sambutannya, Said Aqil mengaku kaget, pegawai PT KAI berinisial DE yang ditangkap karena terlibat aksi terorisme.
Sebagai Komisaris Utama PT KAI, Said Aqil mengaku kaget. Sebab penampilan DE sama sekali tidak mencurigakan.
"Saya sebagai Komut (Komisaris Utama) KAI kaget betul, eh ternyata di KAI ada teroris. Kita kecolongan betul, dan tampangnya tidak mencurigakan," kata Said Aqil di Jakarta Selatan.
"Ganteng, tanpa jenggot, nggak berjenggot, nggak, jidat nggak hitam, biasa. Itu petugas langsir di Stasiun Jakpus ternyata teroris," imbuhnya.
Said Aqil kemudian mengatakan fenomena ini menandakan banyaknya pegawai BUMN yang terlibat gerakan terorisme. Dia lalu menyentil Rycko yang kecolongan karena adanya kasus tersebut.
"Ada di beberapa BUMN, masih banyak, masih ada lah atau masih banyak. Jangan selalu beralasan kecolongan terus pak Rycko, nanti kecolongan lagi, kecolongan terus, masa kecolongan terus-terusan," ucap dia.
Said Aqil menyarankan perlu seleksi ketat bagi pegawai BUMN. Khususnya dalam urusan anti radikalisme dan anti terorisme.
"Sejak screening sebenarnya harus, rekrutmen pegawai BUMN terutama harus betul-betul di samping kapasitas, di samping skill juga integritas anti kekerasan, anti radikalisme, anti terorisme," papar dia.
Adapun DE ditangkap Densus 88 Antiteror Polri terkait kasus dugaan tindak pidana terorisme di rumahnya kawasan Jalan Raya Bulak Sentul, RT 07 RW 027, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Jawa Barat, pada Senin (14/8/2023) sekitar pukul 13.17 WIB.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyebut DE merupakan karyawan BUMN. Adapun peran daripada DE di antaranya mendukung jaringan terorisme ISIS hingga aktif melakukan propaganda di media sosial.
"Pendukung ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," ungkap Ramadhan kepada wartawan, Senin (14/8/2023).
Selain itu, kata Ramadhan, DE juga terlibat dalam upaya penggalangan dana untuk operasional aksi teror.
"DE juga merupakan admin dan pembuat beberapa channel Telegram Arsip Film Dokumenter dan Breaking News yang merupakan channel update teror global yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia," katanya.