Suara.com - Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi menyampaikan tim gabungan masih mendalami penyebab kematian ibu dan anak Grace Arijani Harahapan (64) dan David Ariyanto Wibowo (38) yang jasadnya ditemukan dalam kondisi membusuk di rumahnya di Bukti Cinere Indah, Depok, Jawa Barat.
Menurut Hengki, diperlukan penyidikan yang mendalam karena kasus ini mirip dengan kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat pada November 2022 lalu.
"Ini sangat mirip dengan kejadian yang di Kalideres," kata Hengki di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (8/9/2023).
Tim gabungan, lanjut Hengki, akan menerapkan pola penyidikan yang sama seperti kasus Kalideres. Salah satunya, yakni dengan melibatkan ahli lintas profesi dan mengedepankan metode scientific.
![Suasana rumah Rudyanto (71) yang ditemukan tewas bersama tiga anggota keluarganya di perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (11/11/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/11/11/12166-satu-keluarga-tewas-di-kalideres.jpg)
"Hari ini tim forensik di bawah pimpinan Kabid Dokes Polda Metro Jaya sedang melaksanakan autopsi lengkap untuk melihat, menganalisis jenazahnya. Apa penyebab kematiannya. Kemudian apakah ada unsur racun di dalam jenazahnya itu," jelasnya.
Petunjuk Pesan di Laptop
Dalam perkara ini, penyidik baru saja menemukan petunjuk baru berupa pesan berbahasa Inggris. Pesan tersebut ditemukan di laptop yang berada di rumah korban.
"Jadi di sana tertulis 'siapapun yang membaca tulisan ini mungkin pada saat melihat tulisan ini saya dan ibu saya sudah meninggal dunia'," beber Hengki.
![Ibu dan Anak di Depok Meninggal Tinggal Tulang [Rubiakto/Suarabogor.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/09/08/63440-depok.jpg)
Namun begitu, Hengki belum bisa memastikan apakah pesan tersebut benar ditulis oleh korban atau orang lain. Penyidik menurutnya masih melakukan pendalaman.
"Apakah memang ini tulisannya jenazah ini, atau mungkin merupakan desepsi, kita enggak tahu. Mungkin ada orang juga yang nulis, kita enggak tahu," tutur Hengki.