Polisi Klaim Gas Air Mata 'Rempang' Kena Pelajar Karena Tertiup Angin, Alissa Wahid: Gak Belajar dari Kanjuruhan?

Jum'at, 08 September 2023 | 08:35 WIB
Polisi Klaim Gas Air Mata 'Rempang' Kena Pelajar Karena Tertiup Angin, Alissa Wahid: Gak Belajar dari Kanjuruhan?
Siswi korban gas air mata di Rempang [tangkapanlayar/ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polda Kepulauan Riau beralibi gas air mata yang diluncurkan saat bentrok terjadi di Rempang, Batam bisa mengenai para pelajar karena tertiup angin. Pernyataan polisi itu langsung menjadi perhatian putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Alissa Wahid.

Ia bertanya kepada pihak kepolisian apakah mereka tidak belajar dari Tragedi Kanjuruhan.

"Apa tidak belajar dari kanjuruhan?" tanya Alissa melalui akun X-nya yang dulu dikenal sebagai Twitter, dikutip Jumat (8/9/2023).

Alissa kemudian menjelaskan kalau gas air mata itu tidak boleh digunakan sembarangan. Terlebih gas air mata malah digunakan untuk diarahkan kepada rakyat yang tengah memperjuangkan hidupnya.

Baca Juga: Kabut Asap di Sumbar Berkurang, Gubernur Mahyeldi Desak Provinsi Tetangga Ikut Perketat Pengawasan

"Gas air mata tidak boleh digunakan sembarangan, apalagi ke rakyat yang sedang mempertahankan kelangsungan hidup. Harus ada alasan kuat," jelasnya.

Aparat TNI-Polri bentrok dengan warga di Pulau Rempang, Batam. (tangkapan layar/ist)
Aparat TNI-Polri bentrok dengan warga di Pulau Rempang, Batam. (tangkapan layar/ist)

Ia juga menilai kalau polisi yang meluncurkan gas air mata kurang terampil apabila beralasan tertiup angin hingga menciderai para pelajar di sekolah yang dekat dengan area bentrok.

"Kalau benar karena angin jadi kena anak-anak, berarti polisi kurang terampil. Harusnya bisa menghitung," tuturnya.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Kepulauan Riau Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengungkapkan kalau pihaknya melontarkan gas air mata ke arah massa sesuai dengan aturan.

Polisi melontarkan gas air mata karena massa diklaimnya melemparkan batu ke arah aparat.

Baca Juga: Solidaritas WALHI-YLBHI Kutuk Kekerasan Aparat Saat Pengukuran Tanah di Rempang Batam

Lalu, karena bangunan sekolah berada di dekat kawasan bentrok digunakan oleh pelajar untuk berkumpul, Zahwani mengklaim polisi tak mengarahkan gas air mata ke arah sana.

"Sekolah berbatasan dengan tempat mereka berkumpul. Engak mungkin gas air mata diarahkan ke sekolah," ucapnya.

"Gas (air mata) dialihkan ke kerumunan tapi tertiup angin."

Seorang warga terluka saat warga Rempang hadang aparat lakukan pematokan tanah, (7/9) [tangkapanlayar]
Seorang warga terluka saat warga Rempang hadang aparat lakukan pematokan tanah, (7/9) [tangkapanlayar]

Pelajar Jadi Korban

Siswa-siswi di Rempang jadi korban gas air mata dalam kericuhan saat Personil gabungan polisi, TNI dan BP Batam turun wilayah itu dan dihadang masyarakat, 7 September 2023.

Pihak BP Batam dalam misinya akan melakukan pematokan dan pengukuran tanah di Pulau Rempang untuk membangun investasi skala besar dan merelokasi warga.

Namun, suasana menjadi ricuh, dan aparat melepaskan gas air mata. Dari video yang beredar sejumlah siswa diselamatkan dan dibawa ke rumah Sakit Embung Fatimah karena terkena gas air mata dalam peristiwa tersebut.

Menurut warga setempat yang tak ingin disebut namanya ada dua sekolah yang terdampak gas air mata yakni SD Negeri 24 dan SMP Negeri 22.

Ia juga menyebut saat itu siswa-siswi sedang belajar dan kericuhan menyebar hingga ke sekolah. Siswa dan guru pun tampak panik saat dievakuasi warga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI