Suara.com - Putri Ariani, penyanyi asal Indonesia berhasil menarik perhatian penonton semifinal America's Got Thalent 2023 karena membawakan lagu band U2. Dalam penampilannya di hari Rabu, 6 September 2023, Putri Ariani membawakan "I Still Haven't Found What I'm Looking For” milik band asal Irlandia, U2. Karena hal ini profil band U2 pun ikut menjadi pusat perhatian.
Dikutip dari britannica.com, U2 merupakan band postpunk Irlandia yang pada akhir 1980-an telah memantapkan dirinya tidak hanya sebagai salah satu band paling populer di dunia tetapi juga sebagai salah satu yang paling inovatif. Anggota band U2 antara lain:
- penyanyi Bono, nama asli Paul Hewson, lahir 10 Mei 1960, Dublin, Irlandia.
- gitaris dan keyboardist The Edge, nama asli David Evans; lahir 8 Agustus 1961, Barking, Essex [sekarang di Greater London], Inggris).
- bassis Adam Clayton, lahir 13 Maret 1960, Oxford, Oxfordshire, Inggris.
- drummer Larry Mullen, Jr. lahir 31 Oktober 1961, Dublin.
Meskipun ditempa dalam wadah punk rock yang melanda Eropa pada akhir 1970-an, U2 langsung menciptakan identitas khas dengan suaranya yang megah, penggabungan gitar Edge yang minimal, reverb-drenched dan vokal kuasi-opera Bono. Para anggota band terbentuk sejak masih di sekolah menengah Dublin. Antusiasme mereka terhadap musik tidak terpengaruh oleh kurangnya keahlian teknis mereka.
Baca Juga: Selamat! Putri Ariani Melaju ke Babak Final AGT, Ini Kata Simon Cowell
Rekaman awal band ini ditandai dengan spiritualitas yang intens. Tema lagu mereka umumnya mengomentari isu-isu sosial dan politik, seperti perselisihan sipil di Irlandia Utara. Mereka menggarap tema tersebut dengan belas kasih dan kelembutan.
Grup ini menjadi terkenal setelah melakukan pertunjukan live inspirasionalnya. Penjualan album The Joshua Tree (1987) adalah album yang menaikkan band U2 ke tangga kesuksesan dengan lagu hit nomor satu "With or Without You" dan "I Still Haven't Found What I'm Looking For," U2 menjadi bintang pop.
Pada Rattle and Hum (1988), sebuah album ganda dan film dokumenter dirilis. Dalam album itu band ini mengeksplorasi musik akar Amerika — blues, country, gospel, dan folk — dengan kesungguhan yang khas tetapi dijarah oleh beberapa kritikus yang menganggap proyek itu sombong.
Setelah album tersebut U2 hiatus, mengambil momen tersebut sebagai momen instrospeksi diri. Band ini muncul kembali pada tahun 1991 dengan album Achtung Baby dan suara yang sangat dipengaruhi oleh musik eksperimental, elektronik, dan disko Eropa.
Dengan ini muncul pertunjukan panggung yang diperdagangkan dalam ironi dan humor yang mencela diri sendiri. Dengan album tersebut mereka menampilkan kualitas yang hampir tidak ada dalam musik band pada dekade sebelumnya.
Baca Juga: Profil Rebecca Klopper, Artis Muda yang Kembali Tersandung Video Syur
Kemudian Tur Zoo TV 1992 adalah salah satu tontonan rock berskala besar yang paling ambisius secara teknis dan artistik yang pernah dipentaskan. Namun, meskipun eksteriornya lebih mencolok, lirik band ini tetap terobsesi dengan masalah jiwa. Aspek media dan teknologi yang tidak manusiawi adalah tema yang berulang pada rekaman berikutnya, bahkan ketika band ini membenamkan diri dalam tekstur techno.
Pada tahun 1997 band ini buru-buru merilis album Pop untuk memenuhi kewajiban untuk tur stadion dan disambut dengan ulasan terburuk sejak Rattle and Hum. Band ini berusaha meyakinkan penggemar dengan membuat musik yang merujuk pada akar tahun 1980-an.
Berikutnya di tahun 2000-an, band U2 merilis All That You Can't Leave Behind (2000) dan How to Dismantle an Atomic Bomb (2004). Kedua lagu tersebut berfokus pada riff dan lagu daripada atmosfer dan misteri. Dengan kedua lagu ini, profil band U2 menjadi semakin kuat di kancah musik dunia. Sebabnya, mereka berhasil membangun kembali kuartet sebagai kekuatan komersial. Akan tetapi, band ini memakan waktu lima tahun sebelum merilis album studio ke-12, No Line on the Horizon (2009).
Perjalanan panjang band U2 tidak berakhir sia-sia karena U2 memenangkan lebih dari 20 Grammy Awards selama karirnya, termasuk album The Joshua Tree dan How to Dismantle an Atomic Bomb juga membuat mereka membawa pulang Grammy. Band ini dilantik ke Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 2005. U2 juga menerima Kennedy Center Honor pada tahun 2022.
Demikian itu yang dapat diungkap mengenai profil band U2.
Kontributor : Mutaya Saroh