“Kerja sama yang dilakukan BUMD Pangan Provinsi DKI Jakarta terjalin dengan 36 kabupaten/kota di sembilan provinsi untuk enam komoditas pangan strategis, yakni beras, daging sapi, telur, daging ayam, bawang merah, dan cabai,” urainya.
Eli menerangkan, komoditas yang berkontribusi besar menyebabkan inflasi antara lain beras, bawang merah, bawang putih, cabe besar, cabe rawit, telur ayam ras, daging ayam ras, daging sapi, minyak goring, dan gula pasir. Untuk komoditas tersebut terkendali, telah dilakukan beragam upaya, di antaranya:
a. Monitoring harga, stok dan pasokan rutin ke lokasi sumber pangan (pasar, distributor, took, dan lain-lain) sebagai bentuk early warning system. Lokasi pemantauan Dinas KPKP adalah 47 pasar tradisional dan 11 pasar retail modern. Selain itu, monitoring pangan juga dilakukan saat situasional khusus, antara lain menjelang serta saat Hari Besar Keagamaan Nasion (HBKN).
b. Melaksanakan pengawasan mutu pangan terpadu secara rutin di 140 lokasi (110 Pasar tradisional di bawah Perumda Pasar Jaya, 24 Pasar swalayan, 5 Lokasi Binaan/Lokbin di bawah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah/PPKUKM Provinsi DKI Jakarta, 1 lokasi Sentra Distribusi Beras). Yang diawasi adalah komoditas pertanian (beras, buah, sayur) dan peternakan (daging ayam dan daging sapi).
c. Mengembangkan pertanian perkotaan melalui kegiatan budidaya di tujuh sasaran ruang, yaitu rumah susun, lahan kosong, lahan pekarangan, gang perkampungan, sekolah, gedung, serta Ruang Rublik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dengan budidaya tanaman cepat panen dan tanaman yang berpengaruh terhadap inflasi di antaranya cabe.
d. Melakukan pembinaan dan pelatihan diversifikasi hasil pertanian (cabe, bawang, sayur, serta pangan lokal), hasil perikanan (ikan air tawar dan laut), serta hasil peternakan (daging, telur dan susu) bagi masyarakat DKI Jakarta.
Dukungan Pengamat dan Warga
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengakui, pengendalian inflasi daerah bukan perkara yang mudah. Karena itu, ia mengapresiasi TPID DKI yang mampu menjaga inflasi di bawah rata-rata nasional.
"Perlu apresiasi bagi daerah yang mampu menjaga inflasinya," ujar Nailul saat dihubungi Suara.com, Selasa (5/9/2023).
Baca Juga: Waroeng Steak & Shake Raih Penghargaan Atas Kontribusi Sosial Pada Ekosistem Halal di Indonesia
Nailul mengatakan, pengendalian laju inflasi menjadi penting di Jakarta, lantaran merupakan pusat bisnis dan pemerintahan nasional. Karena itu, perlu ada sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam setiap kebijakan.