Suara.com - Aktivis Budiman Sujatmiko membeberkan statusnya yang dipecat sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres).
Budiman mengaku mengambil konsekuensi tersebut.
"Saya pada akhirnya memilih Prabowo, dengan konsekuensi melepas status administratif sebagai kader PDIP," kata Budiman di Rumah Pemenangan Prabowo Presiden, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2023).
Budiman menjelaskan, Prabowo merupakan sosok pemimpin strategis yang juga militer.
Baca Juga: Hashim Gerindra Sebut Cawapres dari NU Ideal untuk Prabowo Subianto
Selain itu, Prabowo juga dinilai sebagai sosok yang membaca Pancasila dengan cara baru.
"Membaca Pancasila itu ada di pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Itu pernyataan strategis, dalam mewujudkan lima sila dalam Pancasila," ujar dia.
Menurut Budiman, Indonesia butuh sosok kepemimpinan yang strategis, yang memiliki visi menyejahterakan rakyat Indonesia, bukan sosok yang ingin terjun ke dunia politik karena kekuasaan.
Ia bahkan mengungkapkan Indonesia ke depan bukan hanya bersaing dengan negara maju, tetapi juga bersaing dengan para robot.
"Para pemuda, bonus demografi kita milenial, gen Z bersaing dengan AI. Bekerja lebih rajin tanpa minta cuti, bekerja lebih produktif tanpa minta THR, tanpa minta gaji, asal ada sinyal, ucapnya.
Baca Juga: Dituding Mau Keroyok Ganjar Gegara Foto Bareng Anies dan JK, Budiman Sudjatmiko: Please...
Lantaran itu, ia mengemukakan, ke depan akan menjadi tantangan yang sebenarnya.
"Kita bersaing dengan mereka. Kita akan menghadapi sebuah sistem keadaan yang tidak butuh manusia lagi untuk jadi pekerja," katanya.