Nama Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Kiai Haji Bisri Syansuri disebut-sebut dalam pidato politik pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
KH Bisri Syansuri sendiri tak lain adalah kakek Cak Imin.
Cak Imin mengatakan, "Mas Anies juga cucu dari pejuang kemerdekaan bangsa kita, Pak Ar Baswedan, yang berkomitmen membela bangsa negara. Terus berjuang memerintahkan sengitnya untuk tidak pernah lelah mencintai serta memajukan bangsa Indonesia. Sama seperti saya, saya cucu cicit Almukarrom Bisri Syansuri, yang juga berjuang untuk kemerdekaan bahkan menjadi Kepala Staf Markas Ulama di Surabaya ini untuk menjadi posko pengusiran para penjajah."
Lantas, seperti apakah profil dari KH Bisri Syansuri, kakek Cak Imin? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Baca Juga: Diperiksa KPK Besok, Cak Imin Pastikan Hadir: Ini Proses Biasa Sebagai Saksi
Profil KH Bisri Syansuri
KH Bisri Syansuri merupakan seorang ulama dan salah satu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang ahli di bidang fikih atau hukum Islam. KH Bisri merupakan pendiri Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif atau yang lebih dikenal dengan Pondok Denanyar di Jombang, Jawa Timur.
Di pondok pesantren tersebut, KH Bisri membuat gebrakan baru dengan membuka kelas khusus untuk siswa perempuan.
Tak hanya aktif di bidang agama, KH Bisri juga terjun ke dunia politik dan dikenal sebagai salah satu tokoh pejuang Rancangan Undang-Undang (RUU) Perkawinan di masa awal Orde Baru.
KH Bisri Syansuri lahir di Desa Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada 18 September 1886. Ayah dan juga ibu dari KH Bisri yakni KH Syansuri dan Nyai Mariah. Sejak masih kecil, KH Bisri belajar dengan para ulama untuk menguasai berbagai bidang ilmu.
Baca Juga: Cak Imin Pastikan Penuhi Panggilan Penyidik KPK Kamis Besok!
Salah satu gurunya semasa kecil yakni KH Abd Salam, seorang ahli Al Quran dan fikih yang membimbingnya untuk mempelajari ilmu nahwu, fikih, tasawuf, tafsir, dan juga hadis.
Pada saat berusia 15 tahun, KH Bisri mulai belajar pada ulama dari luar daerah, beberapa diantaranya yaitu KH Kholil Kasingan Rembang, KH Syu’aib Sarang Lasem, dan juga Syaikhona Kholil Bangkalan, sampai akhirnya berteman baik dengan KH Abdul Wahab Hasbullah.
Kemudian, KH Bisri belajar pada KH Hasyim Asy’ari di Pesantren Tebuireng, salah satu pesantren terbesar yang ada di Jombang. Ia belajar di pesantren tersebut selama enam tahun lamanya.
Di tahun 1912, KH Bisri melanjutkan pendidikan Islam ke Mekkah bersama dengan KH Abdul Wahab Hasbullah. KH Bisri menempuh pendidikan di mekkah selama dua tahun lamanya. Pada saat di Mekkah, KH Bisri menikahi seorang perempuan bernama Chodidjah, adik dari KH Abdul Wahab Hasbullah.
Di tahun yang 1914, mereka kembali ke Tanah Air dan menetap di Jombang. KH Bisri kemudian mendirikan Ponpes Mamba’ul Ma’arif atau yang lebih dikenal dengan Pondok Denanyar, di Jombang. KH Bisri tercatat sebagai salah satu tokoh pendiri NU pada tahun 1926 di Surabaya.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa