Suara.com - Sekretaris Jenderal DPP PPP, Arwani Thomafi, meyakini elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden tidak akan terimbas usai tak lagi menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Justru menurutnya, Ganjar akan lebih banyak punya ruang.
"Oh justru dengan selesainya beliau dari tugas sebagai Gubernur Jawa Tengah akan memberikan waktu yang lebih luas lagi," kata Arwani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Menurutnya, justru nanti Ganjar akan leluasa bertemu dengan rakyat dan melakukan komunikasi politik sebagai bacapres. Ia mengatakan, hal itu akan dikebut.
"Akan memberikan kesempatan yang banyak lagi hadir di tengah tengah masyarakat bisa menyapa rakyat dan juga bisa melakukan komunikasi-komunikasi politik dengan banyak komponen masyarakat," tuturnya.
Baca Juga: Beda Rekam Jejak Arsjad Rasjid vs Andika Perkasa: Sama-sama Jadi Tim Pemenangan Ganjar
Hal itu, kata dia, nantinya elektabilitas Ganjar justru akan meningkat.
"Saya kira akan lebih bisa punya ruang dan itu berpotensi meningkatkan elektabilitas beliau," pungkasnya.
Purna Tugas
Ganjar Pranowo tak mampu menahan air mata. Ia menangis, tatkala berpamitan kepada puluhan ribu warga Jateng di hari terakhirnya menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
Selasa (5/9/2023), adalah hari terakhir Ganjar melayani warga Jateng selama 10 tahun. Bersama istri tercinta, Siti Atikoh dan putra semata wayangnya, Zinedine Alam Ganjar, ia hadir dalam pesta rakyat dalam rangka perpisahannya di halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang.
Baca Juga: Klaim Tak Pernah Paksakan AHY Jadi Cawapres Anies, Demokrat: Jangan Fitnah Kami!
Awalnya, Ganjar cukup tegar menyampaikan pidatonya di hadapan rakyat. Sesekali, ia masih terlihat tersenyum. Namun ketika di putar video testimoni dari warga Jateng, ulama dan orang terdekatnya, pertahanan Ganjar bobol juga.
Apalagi ketika di video itu, putra semata wayang Ganjar menyampaikan satu keinginan pasca Ganjar pensiun jadi Gubernur. Alam, meminta Ganjar memenuhi janjinya untuk naik gunung berdua dengannya.
"Kapan ayah ada waktu untuk naik gunung berdua, mudah-mudahan bisa," kata Alam dalam video testimoni itu.
Mata Ganjar langsung memerah, air mata menetes. Berkali-kali, ia mengusap air mata dengan sapu tangan yang ia bawa. Tepuk tangan dari ribuan warga Jateng mencoba menguatkannya.
"Tak terasa sudah 10 tahun, rasanya baru kemarin. Saya masih ingat betul rasanya datang ke desa-desa, menemui petani, datang ke sekolah untuk mengajar, bertemu panjenengan semua. Terlalu berat buat saya untuk berpamitan, karena panjenengan adalah bagian dari saya," ucap Ganjar.
Ganjar bahkan mengatakan, masih merasakan pukulan sayang dari nenek-nenek dan pedagang pasar yang ia temui. Pelukan hangat, serta dukungan yang sangat berarti dari jutaan warga Jawa Tengah selama 10 tahun terakhir.
Pun dengan cacian, kritikan yang disampaikan padanya selama ini. Ganjar mengatakan tak pernah marah, karena semua masyarakat Jateng adalah tuan baginya.
"Waktu bergulir dan berlari, hari ini sudah 10 tahun saya melayani panjenengan. Hari ini mesti berhenti, saya menyampaikan terimakasih dan meminta maaf apabila dalam 10 tahun ini tidak terlalu sempurna buat panjenengan," ujarnya.
Masih banyak hal yang perlu diperbaiki di Jawa Tengah. Untuk itu, Ganjar berharap PJ Gubernur Jateng nantinya dan gubernur Jateng terpilih selanjutnya dapat menyelesaikan itu.
"Sekali lagi, saya mohon pamit. Meski tidak lagi gubernur, saya masih sedherek panjenengan (saudara anda). Kita semua tetap bersaudara. Kulo tresno panjenengan semua (saya cinta kalian semua). Saya sayang sama panjenengan. I love you full," pungkasnya disambut tepuk tangan yang meriah dari ribuan warga.