Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 499 kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia sepanjang Januari hingga Agustus 2023.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan jumlah kasus kebakaran hutan naik lebih cepat dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Abdul menyampaikan kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi saat ini merupakan yang paling parah sejak tahun 2020.
"Dalam 3 tahun terakhir karena dipengaruhi La Nina, itu karhutla tidak begitu signifikan jumlahnya selalu di bawah 200 atau 300. Ini sudah 8 bulan berjalan sudah hampir di 500 kali kejadian karhutla yang terlaporkan, belum yang dilaporkan," ujar Abdul dalam siaran YouTube BNPB dikutip Rabu (6/9/2023).
Abdul Muhari menyampaikan kebakaran hutan dan lahan sejauh ini dipengaruhi oleh fenomena El Nino. Dia memprediksi kejadian karhutla tahun depan bakal lebih parah dari tahun ini.
Sebab, El Ninotahun ini masih dalam kategori rendah sampai moderat. Namun, jumlah kejadian karhutlanya nyaris mencapai 500 pada semester pertama di tahun ini.
"Ini menandakan fase El Nino yang tahun 2023 ini disebut week to moderat, lemah ke sedang itu peningkatan kejadian karhutlanya sudah signifikan. Mungkin cobaan sebenarnya itu tahun depan," jelas dia.
Dia menyebut, tahun depan El Nino diprediksi akan berada pada skala menengah hingga kuat. Oleh sebab itu, kata Abdul, pemerintah harus mengantisipasi dampak potensi dari karhutla.
"Mungkin ini yang harus kita evaluasi untuk menyiapkan segenap segala sumberdaya untuk mengantisipasi potensi El Nino di tahun depan," imbuhnya.
Baca Juga: Imbas Karhutla, Kota Palembang Diselimuti Kabut Asap
Berdasarkan catatan BNPB, total jumlah kejadian bencana dari Januari hingga Agustus mencapai 2.742 kejadian. Dari jumlah itu, sebanyak 853 kejadian di antaranya adalah banjir, 836 cuaca ekstrem, tanah longsor 442 kejadian dan karhutla