Bentrok Warga dengan Kelompok Preman Bayaran di Kapuk Muara, Dipicu Perebutan Lahan

Rabu, 06 September 2023 | 00:05 WIB
Bentrok Warga dengan Kelompok Preman Bayaran di Kapuk Muara, Dipicu Perebutan Lahan
Bentrokan warga dengan kelompok 'preman' yang diduga merupakan massa bayaran di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin (4/9). [Suara.com/Faqih]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bentrokan warga dengan kelompok 'preman' yang diduga merupakan massa bayaran di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin (4/9) sempat viral di sosial media. Bentro tersebut dipicu masalah perebutan lahan yang ditempati warga RT 01, RW 03, Kelurahan Kapuk Muara.

Salah seorang warga, Samsuri mengatakan kelompok orang bayaran itu datang ke pemukiman warga sejak Senin pagi. Mereka mencari Samsuri, warga bernama Warsidi seorang Ibu-ibu yang akrab disapa Ibu Tante.

Mereka membentak Samsuri dan melontarkan kata-kata kasar kepada warga setempat.

“Kamu jangan pura-pura goblok, kamu sudah tahu apa maksud dan tujuan saya datang ke sini,” kata Samsuri menirukan pimpinan dari kelompok orang bayaran tersebut kepada Suara.com, Selasa (5/9/2023).

Baca Juga: Antisipasi Bentrok Susulan Antarwarga di Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan ke Lokasi

Mereka, lanjut Samsuri, meminta warga membubarkan diri. Namun tak ada satupun warga yang mau bubar. Kondisi yang sempat tegang sempat mereda.

Bentrokan warga dengan kelompok 'preman' yang diduga merupakan massa bayaran di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin (4/9). [Suara.com/Faqih]
Bentrokan warga dengan kelompok 'preman' yang diduga merupakan massa bayaran di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin (4/9). [Suara.com/Faqih]

Namun pada siang harinya terjadi bentrok antara warga dengan kelompok preman bayaran tersebut. Ketika itu Samsuri bersama beberapa perwakilan warga sedang ke kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN). Mendengar kabar bentrok itu, ia buru-buru pulang.

“Bentrok pertama terjadi sekitar jam 14.00 siang,” ujarnya.

Samsuri pun meninta bantuan pendampingan anggota Komisi III DPR RI dan pihak kepolisian untuk mendampingi dan memediasi pertikaian tersebut.

Warga dan kelompok preman bayaran itu bersepakat untuk damai. Namun perdamaian itu tak berlangsung lama, malam harinya bentrokan kembali terjadi.

Baca Juga: Bentrok Di Penjaringan Diduga Dipicu Sengketa Lahan Bekas Kebakaran, 4 Orang Terluka

“Pas Magrib itu bentrokan kedua. Di sana juga ada korban yang sampai mengalami kritis,” ungkap Samsuri.

Massa bayaran itu, kata dia, membawa sejumlah senjata tajam. Bahkan ada dari mereka yang menggunakan senjata air soft gun.

Akibat bentrokan itu, empat orang warga mengalami luka, bahkan satu di antaranya kritis akibat tertembak di bagian lutut dan pukulan benda tumpul di bagian kepala.

Samsuri mengungkapkan, warga sudah tiga kali diserang oleh kelompok massa bayaran tersebut. Ini kali yang ketiga warga diserang dan banyak memakan korban luka.

“Sebulan ini sudah tiga kali bentrokan dan ini yang paling besar, karena inilah yang menelan korban sampai kritis,” kata Samsuri.

Sayangnya, seolah pihak kepolisian abai atas peristiwa bentrokan tersebut. Pasalnya, saat bentrok terjadi tidak ada petugas dari kepolisian datang melerai keributan.

Polisi baru datang ke lokasi usai bentrokan pada Senin malam. “Sebelumya gak ada seakan ada pembiaran,” kata Samsuri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI