Khutbah Jumat Maulid Nabi Muhammad SAW: Kelahiran Sang Pembawa Rahmat

Senin, 04 September 2023 | 10:15 WIB
Khutbah Jumat Maulid Nabi Muhammad SAW: Kelahiran Sang Pembawa Rahmat
Khutbah Jumat Maulid Nabi Muhammad SAW (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Di bulan Rabiul Awal atau sering disebut dengan bulan Maulid ini, sudah seharusnya kita memperbanyak bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala pajtaran telah mengutus seorang Nabi sebagai suri teladan yang mulia. Nabi Muhammad SAW diutus ke muka bumi ini tak lain, sebagai rahmat bagi seluruh alam, hal ini sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surah al-Anbiya ayat 107: 

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
 
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." 

Imam al-Baidhawi fi dalam kitab tafsirnya menyebut sebab pengutusan Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam yakni sebagai rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam semesta. Kareba diutusnya Nabi di muka bumi ini menjadi sumber kebahagiaan dan juga keberkahan bagi kehidupan mereka di dunia hingga di akhirat kelak. 

Imam Ibnu ‘Abbas  juga menyebutkan di dalam tafsirnya, siapa yang mau menerima ajaran kasih sayang yang dibawa oleh Nabi dan mensyukurinya, maka ia pasti akan bahagia hidupnya. Dan sebaliknya, siapa yang menolak dan menentangnya, maka sangat rugilah hidupnya. 

Kasih sayang dan cinta yang ditebarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bukan hanya ucapan semata. Akan tetapi di dalam keseharian beliau juha praktikkan dan implementasikan secara nyata. Kasih sayang ini berbentuk universal dan disebarkan kepada seluruh makhluk ciptaan Tuhan. Bahkan orang musyrik pun Nabi Saw berlaku adil, santun dan mengasihi. 

Hal ini terbukti saat dahulu Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam hijrah ke Thaif untuk menghindari permusuhan dari kaumnya. Tetapi sampai di sana beliau malah mendapat perlakuan yang kasar dan permusuhan yang sangat parah sampai-sampai Nabi dilempari batu.
 
Saat itu, malaikat penjaga gunung menawarkan Nabi, apabila dibolehkan maka ia membenturkan kedua gunung di antara kota Thaif, sehingga orang-orang yang tinggal di sana wafat semua. Namun sikap apa yang Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam tujukkan? Nabi berucap andaikan mereka saat ini tidak maubmenerima Islam, semoga anak cucu merekalah orang yang menyembah-Mu ya Allah! Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak tahu akan kebenaran. 

Dikisahkan pula di dalam hadis riwayat Shahīh Muslim, suatu hari, datang seorang sahabat berkata kepada Nabi, “Wahai Nabi! Doakanlah keburukan atau laknat bagi orang-orang musyrik. Kemudian Nabi menjawab, “Sungguh, aku tidaklah diutus sebagai seorang pelaknat, akan tetapi aku diutus sebagai rahmat!” 

Jamaah sholat Jumat rahimakumullah. 

Di antara sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam yang perlu kita teladani yaitu sifat pemaafnya. Ingatlah satu kisah saat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam sedang perang Uhud bersama dengan kaum Muslimin. Kala itu pamannya, Hamzah bin Abdul Muthallib juga ikut berperang. 

Baca Juga: Contoh Sambutan Ketua Panitia Maulid Nabi 2023 Tingkat RT, Singkat Tak Bertele-tele

Di tengah peperangan tersebut, pamannya terbunuh oleh Wahsyi, seorang budak yang berkulit hitam. Wahsyi tak hanya membunuhnya dengan menghunuskan pedang begitu saja lalu selesai, tetapi ia mencabik-cabik isi perut paman Nabi juga. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI