Suara.com - Terdapat beragam cara yang bisa dilakukan untuk merayakan Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Salah satunya yaitu dengan menyiapkan naskah khutbah untuk disampaikan kepada para jamaah ibadah sholat Jumat. Tak perlu bingung, berikut contoh khutbah Jumat Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana diketahui, hari kelahiran Nabi Muhammad SAW jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan kalender Hijriah. Pada tahun ini, 12 Rabiul Awal jatuh pada hari Kamis, 28 September 2023 mendatang.
Peringatan Maulid Nabi oleh umat Islam sendiri dilaksanakan sebagai bentuk ungkapan cinta kasih kepada Rasulullah SAW. Sebab Rasulullah SAW lahir bukan hanya sebagai pemberi rahmat umat Islam atau kelompok tertentu saja, nanun juga umat manusia bahkan seluruh alam semesta secara keseluruhan.
Nah, menyampaikan khutbah Jumat yang bertemakan Maulid Nabi Muhammad SAW juga merupakan bentuk keagungan kita terhadap rahmat Allah SWT ini. Untuk membawakan khutbah Jumat pada momen tersebut, tentunya kita harus mempersiapkan materinya dengan baik. Yuk simak contoh khutbahnya berikut ini, sebagaimana dikutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama.
Baca Juga: Contoh Sambutan Ketua Panitia Maulid Nabi 2023 Tingkat RT, Singkat Tak Bertele-tele
Khutbah Jumat Maulid Nabi Muhammad SAW: Kelahiran Sang Pembawa Rahmat
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَـمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Jamaah muslimin yang dirahmati Allah,
Di hari yang mulia ini, marilah kita senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan semaksimal mungkin. Yakni takwa dalam arti menjauhi segala larangan yang sudah ditetapkan Allah subhanahu wa ta’ala dan menjalankan semua perintah-Nya. Sebab dengan takwa ini, kita pasti diberi solusi oleh Allah dari setiap permasalahan hidup yang kita sedang alami, juga yakinlah pasti akan ada rezeki melimpah yang datang kepada kita tanpa disangka-sangka.
Bulan ini dinamakan bulan Rabiul Awal, bulan mulia di mana para nabi dan rasul iita dilahirkan ke dunia ini. Ya, beliaulah Baginda Besar Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam. Nabi akhir zaman, yang tidak akan ada lagi nabi-nabi setelahnya.
Baca Juga: 30 Ucapan Maulid Nabi Muhammad 2023 yang Menyentuh, Siap Dikirim ke Kerabat
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Di bulan Rabiul Awal atau sering disebut dengan bulan Maulid ini, sudah seharusnya kita memperbanyak bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala pajtaran telah mengutus seorang Nabi sebagai suri teladan yang mulia. Nabi Muhammad SAW diutus ke muka bumi ini tak lain, sebagai rahmat bagi seluruh alam, hal ini sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surah al-Anbiya ayat 107:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."
Imam al-Baidhawi fi dalam kitab tafsirnya menyebut sebab pengutusan Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam yakni sebagai rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam semesta. Kareba diutusnya Nabi di muka bumi ini menjadi sumber kebahagiaan dan juga keberkahan bagi kehidupan mereka di dunia hingga di akhirat kelak.
Imam Ibnu ‘Abbas juga menyebutkan di dalam tafsirnya, siapa yang mau menerima ajaran kasih sayang yang dibawa oleh Nabi dan mensyukurinya, maka ia pasti akan bahagia hidupnya. Dan sebaliknya, siapa yang menolak dan menentangnya, maka sangat rugilah hidupnya.
Kasih sayang dan cinta yang ditebarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bukan hanya ucapan semata. Akan tetapi di dalam keseharian beliau juha praktikkan dan implementasikan secara nyata. Kasih sayang ini berbentuk universal dan disebarkan kepada seluruh makhluk ciptaan Tuhan. Bahkan orang musyrik pun Nabi Saw berlaku adil, santun dan mengasihi.
Hal ini terbukti saat dahulu Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam hijrah ke Thaif untuk menghindari permusuhan dari kaumnya. Tetapi sampai di sana beliau malah mendapat perlakuan yang kasar dan permusuhan yang sangat parah sampai-sampai Nabi dilempari batu.
Saat itu, malaikat penjaga gunung menawarkan Nabi, apabila dibolehkan maka ia membenturkan kedua gunung di antara kota Thaif, sehingga orang-orang yang tinggal di sana wafat semua. Namun sikap apa yang Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam tujukkan? Nabi berucap andaikan mereka saat ini tidak maubmenerima Islam, semoga anak cucu merekalah orang yang menyembah-Mu ya Allah! Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak tahu akan kebenaran.
Dikisahkan pula di dalam hadis riwayat Shahīh Muslim, suatu hari, datang seorang sahabat berkata kepada Nabi, “Wahai Nabi! Doakanlah keburukan atau laknat bagi orang-orang musyrik. Kemudian Nabi menjawab, “Sungguh, aku tidaklah diutus sebagai seorang pelaknat, akan tetapi aku diutus sebagai rahmat!”
Jamaah sholat Jumat rahimakumullah.
Di antara sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam yang perlu kita teladani yaitu sifat pemaafnya. Ingatlah satu kisah saat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam sedang perang Uhud bersama dengan kaum Muslimin. Kala itu pamannya, Hamzah bin Abdul Muthallib juga ikut berperang.
Di tengah peperangan tersebut, pamannya terbunuh oleh Wahsyi, seorang budak yang berkulit hitam. Wahsyi tak hanya membunuhnya dengan menghunuskan pedang begitu saja lalu selesai, tetapi ia mencabik-cabik isi perut paman Nabi juga.
Kejadian itu membuat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam merasa sangat sedih, sakit hati dan juga marah. Bayangkan! Paman yang sangat dicintainya wafat dengan cara yang mengenaskan seperti itu.
Namun, saat Wahsyi menyatakan diri di hadapan Nabi untuk masuk ahama Islam, Nabi dengan besar hati memaafkannya. Meskipun beliau tidak mau melihat wajah Wahsyi sebab terus mengingatkannya kepada peristiwa pembunuhan keji terhadap pamannya.
Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala,
Mengenai sifat memaafkan ini, Allah SWT juga telah berfirman dalam surat Al-A’raf Ayat 199:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.”
Apabila kita menjadi seseorang yang memiliki sifat pemaaf, maka bisa kita rasakan kehangatan dan keindahan lingkungan sosial. Karena tidak ada dendam yang terjadi di antara manusia. Itulah mengapa kasih sayang yang dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam harus selalu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga di bulan yang mulia ini kita bisa meneladani sifat dan akhlak mulia Rasulullah SAW. Di mana dalam mencontoh dan menerapkan akhlaknya ada kemaslahatan yang bisa kita dapatkan, baik di dunia hingga di akhirat kelak.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Nah demikianlah contoh khutbah Jumat Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga kita bisa merasakan nikmat berkah dan karunia dari Allah SWT di bulan kelahiran Rasulullah SWT ini, Wallahu'alam.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari