6 Fakta Menarik Hotel Majapahit, Tempat Deklarasi Anies-Cak Imin

Ruth Meliana Suara.Com
Minggu, 03 September 2023 | 10:40 WIB
6 Fakta Menarik Hotel Majapahit, Tempat Deklarasi Anies-Cak Imin
Kolase foto Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin resmi mendeklarasikan diri sebagai bakal capres dan cawapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Deklarasi itu dilakukan di Hotel Majapahit (dulunya bernama Hotel Yamato) yang berada di Jalan Tunjungan nomor 65 Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu (2/9/2023) kemarin. 

Dalam kesempatan itu keduanya sempat menyinggung soal peristiwa perobekan warna biru serta mengungkap alasan memilih Hotel Majapahit sebagai tempat deklarasi. Simak fakta menarik hotel Majapahit tempat deklarasi Anies - Cak Imin untk Pilpres 2024 berikut ini.

1. Cerita Perobekan Bendera Biru

Cak Imin menjelaskan alasan Hotel Majapahit dipilih sebagai tempat deklarasi. Menurut dia, hotel tersebut menjadi saksi bisu perlawanan anak muda dalam mengusir penjajah yang ditandai dengan peristiwa perobekan bendera.

Baca Juga: Fakta Di Balik Cak Imin Bakal Diperiksa KPK,Terancam Gagal Lolos Ke Pemilu?

"Terjadi peristiwa bersejarah di Hotel Yamato atau Majapahit kita mendedikasikan perjuangan politik kita untuk bangsa adil, makmur, sejahtera. Di hotel ini simbol perlawanan rakyat dan santri Jatim mengusir penjajah, di mana berkobarlah Bendera Belanda merah-putih-biru," ucap Cak Imin di lokasi pada Sabtu (2/9/2023).

Cak Imin mengatakan ketika itu terjadi pergerakan para santri demi mengusir bangsa penjajah. Ketua Umum Partai Kebangkita Bangsa (PKB) ini menceritakan anak muda saat itu memanjat hingga merobek bagian warna biru dan hanya menyisakan warna merah dan putih. 

Dengan mengenang momen bersejarah itu, Cak Imin berharap ke depannya bangsa Indonesia terbebas dari kemiskinan serta dijauhkan dari hambatan menuju bangsa maju. "Semoga bangsa ini benar-benar merdeka dari kemiskinan dan dari seluruh hambatan maju dan berjaya," ucap dia.

2. Alasan Hotel Majapahit Jadi Tempat Deklarasi

Anies kemudian mengatakan pemilihan Hotel Majapahit sebagai lokasi deklarasi adalah keputusan tepat. Alasannya karena tempat itu jadi saksi perjuangan anak muda yang memilih bergerak mengorbankan nyawanya demi kemerdekaan RI.

Baca Juga: Beda Dua Kali Lipat, Adu Harta Kekayaan Anies vs Cak Imin: Bakal Capres-Cawapres 2024

"Tempat ini pilihan luar biasa Gus Imin karena mengirim pesan bahwa di Surabaya tempat kita berada sekarang, anak muda memilih untuk tak hanya menonton ketika sekelompok kaum intelektual memilih merdeka, anak-anak muda di tempat ini menyatakan saya hibahkan nyawa saya untuk republik merdeka," jelas Anies.

"Sebuah keputusan luas biasa dan keberanian itu menular InsyaAllah ini menandai juga kita ambil nyali itu karena nyali itulah yang jadi bekal menghadapi ikhtiar perubahan ini," sambung dia.

3. Asal Usul Hotel Majapahit Jadi Saksi Sejarah 

Hotel Majapahit (dulu bernama Hotel Yamato) dikenal lewat insiden masa kemerdekaan ketika para pemuda Surabaya melakukan aksi perobekan bendera Belanda. Kejadian yang dikenal dengan nama Insiden Hotel Yamato itu terjadi pada 19 September 1945. Insiden itu diawali oleh tindakan beberapa orang Belanda yang mengibarkan bendera Belanda (merah-putih-biru) di tiang bendera Hotel Yamato. 

Hal itu menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Mereka mendatangi hotel Yamato lalu menurunkan bendera tersebut dan menyobek kain berwarna biru dan menyisakan warna merah putih (bendera Indonesia).

4. Ciri Khas Arsitektur Belanda

Dibangun oleh pengusaha keturunan Armenia bernama Lucas Martin Sarkies tahun 1910, Hotel Majapahit bernama Hotel Oranje. Hotel dengan bentuk huruf U ini mempunyai ciri khusus arsitektur kolonial Belanda seperti warna dominan putih, bentuk jendela besar serta pintu panjang dan atap tinggi.
 
Hotel Oranje sempat mengalami kerusakan akibat dampak perang. Setelahnya hotel ini direnovasi dengan sentuhan arsitektur art deco tanpa menghilangkan ciri khas awal dari gedung hotel.

5. Gonta-Ganti Nama

Pada awal berdiri hotel ini bernama Oranje yang diambil dari nama pahlawan Belanda, Willem van Oranje. Kemudian di masa penjajahan Jepang, Hotel Oranje berganti nama jadi Yamato. Namun sejak peristiwa heroik perobekan bendera Belanda menjadi bendera Merah Putih pada 1945, nama hotel diubah menjadi Hotel Merdeka. 
 
Tak bertahan lama, hotel itu kembali berganti nama menjadi L.M.S. Hotel. Ketika itu Sarkies Bersaudara mengambil alih kembali pengelolaan hotel dan mengganti nama untuk mengenang pendirinya, Lucas Martin Sarkies. Namun nama hotel kembali berubah menyusul pergantian manajeman menjadi Hotel Majapahit pada tahun 1969.

Ketika itu Mantrust Holding Co jadi pemilik baru dan mengambil nama hotel yang terinspirasi dari salah satu kerajaan tua di pulau Jawa. Setelahnya kelompok usaha perhotelan Mandarin Oriental mengakuisisi kepemilikan hotel di tahun 1993 sehingga namanya berganti menjadi Mandarin Oriental Hotel Majapahit.

6. Berstatus Cagar Budya
 
Pemerintah Indonesia menetapkan hotel Majapahit sebagai cagar budaya pada tahun 1993. Selanjutnya pada tahun 2006, hotel ini diakuisisi oleh PT Sekman Wisata dan berganti nama kembali menjadi Hotel Majapahit hingga sekarang.

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI