Elektabilitas Lebih Rendah, Kenapa Anies Pilih Cak Imin Ketimbang AHY?

Farah Nabilla Suara.Com
Sabtu, 02 September 2023 | 18:38 WIB
Elektabilitas Lebih Rendah, Kenapa Anies Pilih Cak Imin Ketimbang AHY?
Pasangan Capres-cawapres Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar saat deklarasi pertama di Surabaya. [SuaraJatim/Dimas Angga]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wacana bahwa Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan memilih Ketum PKB, Muhaimin Iskandar sebagai cawapres menimbulkan pertanyaan besar di tengah-tengah publik.

Masyarakat kini bertanya-tanya kenapa Anies memilih Cak Imin sebagai pendampingnya di Pilpres 2024. Padahal sebelumnya, publik sempat melihat sosok bakal cawapres yang berpotensi tinggi yakni Ketum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.

Pertanyaan besar juga mencuat yakni seberapa tinggi tingkat elektabilitas Cak Imin vs AHY.

Elektabilitas Cak Imin vs AHY: Bukan jadi alasan Anies pilih sang Ketum PKB

Baca Juga: Surya Paloh: Anies-Muhaimin Seperti Botol dan Tutupnya

Jika dibandingkan, elektabilitas Cak Imin ternyata jauh lebih rendah ketimbang AHY.

Mayoritas survei politik membuat temuan bahwa elektabilitas Cak Imin hanya berada dalam angka 1 persen bahkan di bawah itu.

Survei Litbang Kompas periode 27 Juli-7 Agustus 2023 melaporkan bahwa Cak Imin punya tingkat elektabilitas 0,4 persen.

Jauh di atasnya ada sosok AHY dengan 5,1 persen.

Senada, , survei Indikator Politik Indonesia periode 20-24 Juni 2023 memperoleh temuan elektabilitas Muhaimin hanya 0,8 persen, sedangkan AHY di angka 11,4 persen.

Baca Juga: Dua Koalisi Pecah, Begini Peta Politik Pilpres 2024 Sekarang

Pengamat: Suara PKB besar

Pengamat juga menilai bahwa elektabilitas bukan menjadi alasan Cak Imin dipinang menjadi cawapres Anies.

Adapun Direktur Nusakom Pratama Institute, Ari Junaedi kepada wartawan, Jumat, (1/9/2023) melihat bahwa Cak Imin merupakan sosok punggawa dan petinggi PKB.

PKB dinilai berpotensi menyumbang banyak suara bagi Anies, terutama dengan banyaknya basis massa di berbagai daerah seantero negeri.

Ari menilai Cak Imin juga memiliki banyak basis massa di Jawa Timur.

Faktor lain yakni terkait dengan Cak Imin sebagai salah satu tokoh Nadhlatul Ulama alias NU sebagai kelompok masyarakat yang berpotensi menjadi sumber suara bagi Anies.

Ari juga melihat bahwa ada peran NasDem yang mengamati situasi politik saat ini. NasDem melihat bahwa peluang Cak Imin menjadi cawapres Prabowo Subianto semakin kecil usai Golkar dan PAN ke Koalisi Indonesia Maju.

Demokrat tuding ada permainan dari NasDem

Sosok Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengklaim bahwa Anies dijodohkan dengan Cak Imin berkat campur tangan NasDem.

Riefky menuding NasDem membuat keputusan sepihak untuk menjodohkan Cak Imin dengan Anies tanpa melibatkan Demokrat dan PKS.

“Secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS,” kata Riefky dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/8/2023).

Dasar kecurigaan Riefky bermula dengan pertemuan Surya Paloh dengan Cak Imin di Nasdem Tower, pada Selasa (29/8/2023). 

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI