"Cawe-cawe beliau juga dimaksudkan agar tidak terjadi segregasi sosial yang tajam akibat penggunaan politik identitas yang mencuat pada pemilu 2014 dan 2019," kata Said
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI ini, cawe-cawe yang dimaksudkan oleh Jokowi juga dimaksudkan agar persatuan nasional tetap utuh. Sebab persatuan nasional adalah modal sosial untuk melanjutkan pembangunan ke depan. Terlebih tantangan kita kedepan akan semakin kompleks.
Menurut Said, Jokowi ingin memastikan bahwa penyelenggara pemilu juga harus profesional dan imparsial, agar kualitas pemilu kita semakin baik, dan melahirkan kepemimpinan nasional yang kuat.
"Di lain pihak, jika benar wacana Anies-Gus Muhaimin menjadi kenyataan, saya kira ini bukan cawe cawe Presiden Jokowi. Pak Surya Paloh sendiri sudah menegaskan hal itu kepada kawan-kawan wartawan. Saya memahami penuh kekecewaan kawan-kawan Partai Demokrat, ibarat sudah mempersiapkan kerja sama politik sedemikian rupa, namun tidak sesuai yang mereka harapkan," tutur Said.
"Saya cuma berharap akibat kejadian ini kawan-kawan Partai Demokrat tetap kepala dingin, tidak melontarkan pernyataan bahwa hal itu karena cawe-cawe Presiden Jokowi," sambung Said.
Said berujar Partai Demokrat merupakan partai besar, bahkan pernah menjadi partai pemenang pada Pemilu 2009.
"Saya yakin Demokrat akan tetap menjadi penentu penting dalam konstelasi politik kita ke depan," kata Said.