Suara.com - Lembaga Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menggelar jajak pendapat soal dugaan keterlibatan Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo dalam kasus korupsi e-KTP.
Hasilnya, masih ada sejumlah pihak yang percaya Gubernur Jawa Tengah itu terlibat dalam korupsi yang pernah menjerat sejumlah elite politik hingga kementerian.
Pendiri SMRC Saiful Mujani mengatakan dalam survei, responden ditanyakan tahu atau tidak soal pendapat dugaan Ganjar terlibat dalam kasus e-KTP. Hasilnya, 18 persen tahu dan 82 persen tidak tahu.
"Dari yang tahu, yang percaya dengan pendapat tersebut 33 persen, yang tidak percaya 46 persen, dan tidak jawab 21 persen," ujar Saiful saat konferensi pers melalui akun youtube SMRC TV pada Kamis (31/8/2023).
Baca Juga: Mayoritas Publik Tak Tahu Prabowo Culik Aktivis 98, SMRC: Bakal Pengaruh ke Elektabilitas
Lebih lanjut, dari yang tahu pandangan bahwa Ganjar terlibat dalam kasus E-KTP, 33 persen memilih Prabowo, 32 persen Ganjar, dan 27 persen Anies. Masih ada 7 persen yang belum menjawab.
Sementara dari yang tidak tahu, 37 persen memilih Ganjar, 34 persen Prabowo, dan Anies 19 persen. Masih ada 11 persen yang tidak menjawab.
Responden yang mengetahui kasus ini, sebanyak 33,1 persen percaya bahwa Ganjar terlibat kasus korupsi E-KTP. Sementara, 46,4 persen tidak percaya.
Sementara, yang percaya pendapat bahwa Ganjar terlibat dalam kasus E-KTP, mayoritas merupakan pendukung Anies dengan 43 persen, 37 persen Prabowo, dan Ganjar hanya 17 persen. Ada 3 persen yang tidak menjawab.
Sedangkan dari yang tidak percaya pandangan tersebut, 48 persen memilih Ganjar, 29 persen Prabowo, dan hanya 18 persen Anies.
Baca Juga: Bak Balapan di Sirkuit, Kini Elektabilitas Ganjar Salip Prabowo di Survei LSI, Kompas dan SMRC
"Masih terdapat 5 persen yang tidak menjawab," katanya.
Menurut Saiful, efek dari kasus ini lebih banyak pada persaingan antara Anies dan Ganjar.
"Ada efeknya dan signifikan (kasus E-KTP), terutama untuk persaingan Anies dengan Ganjar," katanya.
Sebagai informasi, survei ini menganalisis 4.260 responden dari populasi di setiap provinsi.
Margin of error survei dengan jumlah sampel tersebut secara nasional diperkirakan +/- 1.65 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen menggunakan asumsi simple random sampling.