Suara.com - Kondisi rumah pasangan suami isti (Pasutri) Mat Yusuf dan Haryati alias Mak Gambreng masih terlihat mengerikan. Pasalnya, masih ada ceceran darah mengering di lantai teras rumah yang tidak begitu luas itu.
Peristiwa tersebut terjadi di Jalan J, Gang Printis RT 10/RW 10, Kebon Baru, Tebet Jakarta Selatan (Jaksel) pada Sabtu (26/8/2023) lalu.
Mat Yusuf, dan Mak Gambreng sendiri, merupakan korban penikaman yang dilakukan oleh tetangganya bernama Edy. Rumah Edy pun tak jauh dari rumah pasutri ini, hanya berjarak tiga rumah.
Salah seorang tetangga korban, Pendi (37) mengatakan, sosok Mak Gambreng merupakan orang yang suka meminjamkan uang kepada para tetangga. Namun dengan bunga yang cukup tinggi.
Baca Juga: Identitas Sudah Dikantongi, Polisi Buru Pelaku Penusukan Pasutri di Tebet
Pendi sendiri mengaku pernah meminjam uang dengan Mak Gambreng. Saat itu, Pendi meminjam uang senilai Rp 2 juta, dan dengan bunganya senilai Rp 500 ribu setiap bulannya.
Pendi mengaku saat itu terpaksa meminjam uang kepada Mak Gambreng lantaran sangat butuh dana cepat untuk membayar para pekerjanya.
"Udah minjam sana-sini tapi nggak ada yang mau minjemin. Akhirnya dapat kabar, kalau korban ini bisa minjemin uang," kata Pendi, saat ditemui di lokasi, Senin (28/8/2023).
Pendi juga mengaku, satu minggu sebelum jatuh tempo, rumahnya selalu disambangi oleh Mak Gambreng, meski tidak melakukan penagihan.
"Orang-orang sini udah pada tau, kalau Mak Gambreng sering kerumah seseorang, pasti orang itu ngutang sama dia," ucapnya.
Pendi saat itu juga mengaku sempat menunggak tagihan hutang kepada Mak Gambreng selama tiga bulan, akibat kliennya mundur melakukan pembayaran. Sehingga saat itu Pendi harus menanggung bunga yang berlipat ganda atas pinjamannya.
"Saya pinjam Rp 2 juta, bunga sebulannya Rp 500 ribu. Telatnya kan tiga bulan, jadi saya mulangin waktu itu sekitar Rp 3,5 juta," tutur Pendi.
Saat itu, Pendi mengaku, Mak Gambreng melakukan penagihan kepadanya dalam batas wajar. Meski ia harus menanggung malu akibat sering disambangi sebelum jatuh tempo.
"Waktu nagihnya sih masih sopan, tapi malu aja karena dia selalu kerumah setiap mau jatoh tempo. Kaya negorin sekedar nanya kabar," jelas Pendi.
Selain suka meminjamkan uang, Mak Gambreng juga dikenal dengan orang yang suka menyewakan motor. Total ada tiga motor yang kerab disewakan. Ketiga motor tersebut terparkir berbanjar di halaman rumah Mak Gambreng.
Sosok pelaku
Pelaku penikaman terhadap Mat Yusuf dan Mak Gambreng, Edy, kata Pendi, merupakan sosok yang sopan dan pendiam. Hampir dalam kesehariannya, Edy tidak pernah membuat ulah kepada warga.
Pendi pun mengaku sangat terkejut ketika Edy tega menusuk Mat Yusuf dan Mak Gambreng, di dalam rumah mereka sendiri.
"Kaget saya, nggak nyangka. Orangnya tuh (pelaku) pendiam, hampir gak pernah buat ulah."
Sebelumnya diberitakan, Edy melakukan penusukan terhadap pasangan suami istri (Pasutri), yang merupakan tetangganya sendiri.
Sebelum melakukan penusukan Edy sempat bertamu, seolah ingin membayar uang sewa motor kepada Mak Gambreng. Namun bukannya membayar, saat di dalam rumah, Edy malah mengunci pintu rumah Mak Gambreng.
Dengan berulang kali, Edy menikam Pasutri tersebut menggunakan pisau yang telah ia bawa dalam plastik kresek. Akibatnya, Mat Yusuf tewas di tempat usai dihujami senjata tajam. Mat Yusuf tewas dalam posisi terlungkup di ruang tamu.
Sementara, Mak Gambreng hingga saat ini masih dalam perawatan intensif akibat sabetan senjata tajam di berbagai bagian tubuhnya.