Kemiripan Nasib Budiman Sudjatmiko dan Fahri Hamzah: Para Mantan Aktivis 98 yang Dipecat Partai

Farah Nabilla Suara.Com
Minggu, 27 Agustus 2023 | 12:24 WIB
Kemiripan Nasib Budiman Sudjatmiko dan Fahri Hamzah: Para Mantan Aktivis 98 yang Dipecat Partai
Salah satu insiator Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah. (Suara.com/Ria Rizki).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Fahri Hamzah menanggapi soal Budiman Sudjatmiko yang baru saja dipecat PDIP. Ia menyatakan dirinya juga pernah mengalami hal serupa, yakni saat dikeluarkan dari PKS pada 2016 lalu.

"Saya juga pernah dipecat (dari partai), jadi welcome to the club," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (25/8/2023).

Fahri menyarankan Budiman mengambil jeda dari politik. Lalu, memikirkan akan bergabung partai atau mendirikannya sendiri. Kedua tokoh ini nyatanya memiliki kesamaan. Mulai dari pernah menjadi aktivis '98, dipecat partai, hingga kini mendukung Prabowo.

Para Mantan Aktivis '98

Budiman Sudjatmiko merupakan salah satu aktivis reformasi yang saat itu lantang menentang kepemimpinan Presiden Soeharto. Dulu ia sempat bertolak belakang dengan Prabowo yang diduga menjadi aktor militer di balik penculikan aktivis pada 1998.

Selain itu, Budiman juga sempat mendirikan Partai Rakyat Demokratik (PRD). Partai ini lahir dari organisasi politik sekitar tahun 1994 yang mewadahi sejumlah mahasiswa, buruh, aktivis, hingga petani. Mereka memiliki cita-cita tentang sosialisme.

Ia pernah ditangkap lantaran diduga menjadi dalang atas kerusuhan 27 Juli 1996 alias Kudatuli, di Kantor PDI. Ia pun divonis 13 tahun penjara, namun hanya menjalaninya selama tiga tahun sampai 1999 karena menerima amnesti dari Presiden Gus Dur.

Fahri Hamzah berasal dari Kecamatan Utan, Sumbawa, pulau terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia kemudian merantau ke Jakarta usai diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Meski di sana minoritas, ia tetap percaya diri.

Setelah itu, ia mulai bertemu dengan tokoh-tokoh nasional berkat jaket almamater kuningnya. Mulai dari main di rumah sastrawan WS Rendra, menjadi santri Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Ciganjur, hingga berguru pada Nurcholis Majid.

Baca Juga: Senasib Dipecat Partai, Fahri Hamzah Beri Sederet Wejangan Emas ke Budiman Sudjatmiko

Dari sana, Fahri membangun jaringan dan membentuk organisasi Islam, seperti Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Di mana saat reformasi, ia menjadi salah satu orator yang berapi-api untuk meminta Presiden Soeharto segera lengser.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI