5 Fakta Wacana Menko PMK Larang Ibadah Haji Berkali-kali, Muhammadiyah Respons Positif

Sabtu, 26 Agustus 2023 | 13:53 WIB
5 Fakta Wacana Menko PMK Larang Ibadah Haji Berkali-kali, Muhammadiyah Respons Positif
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy (Instagram/@muhadjir_effendy)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melirik beberapa evaluasi tentang ibadah haji, terutama soal polemik adanya publik yang berangkat haji berkali-kali.

Muhadjir sontak merespon isu tersebut dengan mengusulkan wacana pelarangan ibadah haji berkali-kali.

Sang menteri menilai bahwa urgensi dari wacana tersebut adalah mayoritas calon jemaat haji adalah lansia Indonesia perlu melakukan transformasi penyelenggaraan haji.

Lantas, bagaimana respons dari berbagai organisasi keagamaan? Berikut fakta selengkapnya.

Baca Juga: Sambut KTT ASEAN 2023, Jalan di Jakarta Timur Bersolek

Menko PMK: Kesempatan selanjutnya diberikan pada yang belum haji

Muhadjir dalam keterangannya yang dimuat di laman Kemenko PMK, Jumat (25/8/2023) menegaskan bahwa publik hanya diberikan kesempatan untuk berangkat haji sebanyak satu kali.

Kesempatan berangkat haji kemudian akan diberikan kepada mereka yang belum sempat menunaikan ibadah haji.

"Kewajiban haji bagi yang mampu hanya satu kali, sementara kesempatan selanjutnya harus diberikan kepada masyarakat yang belum menunaikan ibadah haji," bunyi keterangan sang Menteri.

Semakin banyak jemaat lansia

Baca Juga: Susul Wapres Ma'ruf Amin, Menko PMK Muhadjir Bakal Berkantor di Papua Awal September

Muhadjir juga menyoroti bahwa antrean haji yang panjang menimbulkan sebuah dampak signifikan yakni pada demografi usia para jemaat haji.

Antrean haji yang panjang dan bertahun-tahun membuat mayoritas dari jemaat haji berusia lanjut pada saat mereka dapat giliran berangkat haji.

“Semakin banyak yang lansia karena antrian yang panjang. Itu masalah serius yang harus dipersiapkan,” ujarnya.

Khawatirkan masalah kesehatan

Muhadjir sontak khawatir terhadap para jemaat haji yang berusia lanjut.

Sebab diketahui, jemaat haji lansia berisiko lebih besar untuk sakit dan meninggal di Tanah Suci dibandingkan jemaah haji bukan lansia.

“Wacana ini perlu dibahas karena jemaah haji yang semakin menua berimplikasi terhadap kesehatan,” ungkap Muhadjir.

Data haji tahun 2023: 774 jemaat haji lansia meninggal dunia

Wacana yang ditelurkan Muhadjir tentu bukan tanpa melihat realita. Sebab berdasarkan data haji tahun 2023, tercatat jemaah haji Indonesia yang meninggal pada tahun itu mencapai 774 orang atau 3,38 permil dengan mayoritas berumur lansia.

Adapun sebagai gambarannya, sebanyak 43,78 persen jemaah berusia lebih dari 60 tahun.

Dilaporkan bahwa jemaah haji lansia mempunyai risiko 7,1 kali lebih besar untuk meninggal dibandingkan jamaah haji bukan lansia.

Muhammadiyah beri respons positif

Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah kini turut buka suara menanggapi wacana sang Menko PMK.

Ketua PP Muhammadiyah, Muhammadiyah Dadang Kahmad sepakat dengan apa yang ditawarkan oleh Muhadjir Effendi.

Dadang dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (25/8/2023) menyatakan memang sebaiknya slot atau kesempatan haji diberikan kepada mereka yang belum pernah berangkat ke Tanah Suci.

Kendati demikian, Dadang menilai perlu mengecualikan petugas dan pembimbing jemaah haji untuk bisa berulang kali berangkat haji lantaran tugas mereka.

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI