Suara.com - Aksi heroik sejumlah warga Jalan Kebon Jahe, Gang Kober, Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, bakal terus terngiang dalam ingatan Adji (47). Pasalnya orang tua Adji selamat dari maut saat kebakaran terjadi usai dibantu para warga untuk mengungsi.
Adji yang bekerja sebagai pengemudi ojek online itu mengatakan saat kebakaran terjadi sedang mengantar penumpang ke Pecenongan, Jakarta Pusat.
“Saya lihat di group warga sini, katanya kebakaran. Saya kira anak-anak becanda,” kata Adji di atas puing rumahnya yang ludes terbakar, Jakarta Pusat, Kamis (24/8/2023).
Setelah mendapat telepon dari salah satu warga, Adji baru percaya jika musibah ini benar terjadi. Dalam pikirannya itu, ia hanya memikirkan nasib ayahnya yang tinggal sendiri di rumah.
Baca Juga: 2 Lansia Tewas dan 960 Warga Mengungsi Gegara Warga Ini Masak Ikan Tapi Ditinggal Main Game
Adji hanya tinggal bersama ayahnya, sementara keluarganya tinggal di Bogor. Tak butuh waktu lama, Adji tiba di lokasi.
“Saya 5 menit dari Pecenongan ke mari. Ternyata ayah saya udah digotong warga, alhamdulillah, selamat,” ujar Adji.
Adji saat itu sempat kebingungan mencari keberadaan ayahnya. Namun warga sekitar memberi informasi jika ayahnya berada di tempat yang aman.
“Alhamdulillah, itu orang tua saya tinggal satu. Saya terima kasih banget sama warga sini, kalau gak dibantu mungkin ayah saya bisa meninggal,” katanya.
“Kan di sini juga ada yang meninggal kemarin malam karena kebakaran. Tuh rumahnya di belakang saya nih,” imbuhnya.
Baca Juga: Penyebab 152 Rumah di Kebon Jahe Jakpus Hangus Terbakar: Kompor Gas Ditinggal Main Game
Setelah bertemu dengan sang ayah, lanjut Adji, dirinya tidak sempat membantu warga untuk memadamkan api. Ia hanya duduk di samping ayahnya yang berusia senja.
“Bukannya gak mau bantuin. Ayah saya nanti sendiri, sementara kan yang bantuin madamin api udah banyak banget,” jelas Adji.
Hingga saat ini, Adji mengaku belum bertemu dengan orang yang menggotong ayahnya. Sementara ayah Adji saat ini tinggal bersama keluarganya yang ada di Bogor.
Adji menuturkan tidak ada barang berharga yang sempat ia bawa. Termasuk uang simpanan di dalam laci lemari sebanyak Rp 10,8 juta.
“Semua habis, tapi gak masalah. Yang penting ayah saya selamat. Itu ladang ibadah saya satu-satunya, karena ibu kan udah meninggal,” tutup Adji.