Suara.com - Ketua kelompok paramiliter Wagner Yevgeny Viktorovich Prigozhin tewas dalam kecelakaan pesawat jet pribadi di Rusia. Sebelumnya, Prigozhin memimpin rencana pemberontakan untuk melawan kepemimpinan Rusia.
Namun aksi tersebut batal dilaksanakan. Meninggalnya bos Wagner itu dikonfirmasi oleh Badan Penerbangan Federal Rusia. Mereka menyebut bahwa Prigozhin naik pesawat yang jatuh tersebut.
Atas meninggalnya Prigozhin, warga pun menyambutnya dengan penghormatan di Kota St. Petersburg, Rusia. Selain Prigozhin, ada 10 orang lain yang ada di pesawat tersebut, termasuk kru penerbangan dan seluruhnya tewas.
Berkaitan dengan hal tersebut, berikut ini profil bos Wagner yang tewas dalam kecelakaan pesawat.
Baca Juga: Indonesia Dikabarkan Segera Gabung BRICS, Jokowi Hadiri Agenda KTT di Afrika Selatan
Bos Wagner celakaan tersebut merupakan sosok kelahiran 1 Juni 1961. Ia dikenal sebagai sosok pengusaha terkenal di Rusia. Sebelum membentuk kelompok tentara bayaran, Prigozhin mengelola usaha katering besar.
Prigozhin membuka usaha katering pertama kali saat baru saja bebas dari penjara atas kasus perampokan. Saat itu, katering miliknya pernah menjadi vendor acara pemerintahan hingga pesta ulang tahun Presiden Rusia Vladimir Putin.
Bahkan, katering tersebut kerap diminta Putin menyediakan makan malam seluruh pemimpin negara yang mendatangi Rusia. Pemimpin negara itu seperti Presiden AS George Bush dan Jacques Chirac dari Prancis.
Prigozhin pun kerap disebut sebagai koki pribadi Putin. Kemudian Prigozhin juga pernah memenangkan tender penyedia makanan untuk tentara Rusia.
Keberhasilannya di bidang kuliner ini membuatnya semakin kaya dan memperoleh gelar sebagai orang dalam Kremlin. Hingga pada 2014, Prigozhin kemudian mendirikan kelompok tentara bayaran Wagner.
Baca Juga: Menilik Kedekatan Megawati dengan Putin: Ternyata Bestie Sejak 2003?
Kelompok tersebut bertujuan mendukung pasukan separatis pro-Rusia di timur Ukraina. Kelompok ini berhasil mengibarkan bendera Rusia di Kota Bakhmut di Ukraina Timur usai munculnya pertempuran yang panjang dan berdarah.
Saat itu, kelompok ini dinamakan dengan kelompok bayangan Rusia. Prigozhin kemudian mengubah kemenangan itu menjadi kesempatan untuk menuduh para militer Rusia agar bertanggung jawab terkait kegagalan di Ukraina.
Perseteruan dengan kementerian pertahanan pun mencapai puncak pada Juni saat Prigozhin mengklaim pejuangnya telah menyebrang dari Ukraina ke Rostov-on-Don. Mereka berkata akan melawan siapapun yang berusaha menghentikannya.
Kelompok Wagner banyak beroperasi di Republik Afrika Tengah, Sudan, Mali, Libya, Ukraina, Mozambik, dan Suriah. Hanya dalam waktu yang singkat, Wagner semakin dikenal meski memiliki reputasi yang kurang baik dan bahkan dikaitkan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Kendati menjadi tentara bayaran ilegal di Rusia, Wagner terdaftar sebagai perusahaan pada 2022. Kelompok ini juga membuka markas baru di St. Petersburg.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma