Anis Ingatkan Intervensi Negara Luar di Pilpres 2024: Jangan Jadikan Indonesia Medan Tempur Kepentingan Asing

Rabu, 23 Agustus 2023 | 11:35 WIB
Anis Ingatkan Intervensi Negara Luar di Pilpres 2024: Jangan Jadikan Indonesia Medan Tempur Kepentingan Asing
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonensia Anis Matta [SuaraSulsel.id/Dokumentasi Partai Gelora]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia sebut pemilihan presiden (Pilpres) 2024 tidak akan bisa lepas dari intervensi asing. Kondisi tersebut sama seperti yang terjadi di berbagai negara, salah satunya Turki.

Menurut Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta rumor intervensi asing sudah lama beredar, tetapi skala intervensinya tidak akan seperti tahun 1998.

"Nah, ini ada obrolan, kalau ada capres sudah punya dukungan sendiri-sendiri yang berbeda-beda. Ada yang bilang Anies Baswedan didukung Amerika, Ganjar Pranowo didukung Tiongkok, dan Prabowo Subianto didukung Rusia. Tapi ini kan katanya. Memang pemilu di suatu negara seperti pilkada global saja, bagi kekuatan superpower," kata Anis Matta kepada wartawan, Rabu (23/8/2023).

Ia mengatakan, pada Pilpres 2024 menjadi momentum yang berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya.

Baca Juga: Jadi Kandidat Cawapres 2024, Yenny Wahid Bakal Minta Petunjuk ke Makam Gus Dur

"Bertepatan dengan Pilpres 2024 di Indonesia pada 14 Februari, pada Januari nanti ada Pemilu di Taiwan, Rusia di bulan Maret dan Amerika pada bulan November. Jadi 2024 ini adalah momentum, pemilu kekuatan global, pertarungan global," ungkapnya.

Menurutnya, tanda-tanda pertarungan kekuatan global dimulai pada Pemilu Taiwan pada Januari 2024. Saat itu, Amerika Serikat dan China memiliki calon masing-masing, sehingga pembelahannya sangat tajam, karena ancamannya perang atau damai.

Anis juga menyebut, global ini menilai Amerika dan China sama-sama memiliki kepentingan masing-masing di Indonesia. Sehingga Indonesia akan tetap diposisikan,sebagai negara netral dengan demokrasi yang tidak terlalu kuat.

Ia kemudian mengkhawatirkan ada kekuatan di dalam negeri yang meminta bantuan asing agar memenangi Pilpres 2024. Jadi asing secara langsung yang melakukan intervensi, tetapi didahului oleh adanya permintaan di dalam negeri.

"Yang saya khawatirkan itu sebenarnya adalah bahwa kekuatan-kekuatan yang ada di sini justru yang memancing orang lain untuk datang sebagai alat pertolongan. Jadi agresifnya bukan dari luar, tapi karena ada minta tolong seperti saat Donald Trump terpilih," ujarnya.

Baca Juga: PAN Jatim Diuntungkan dengan Mengusung Prabowo Subianto, DPD Golkar Berharap Airlangga Wakilnya

Ia lantas berharap agar para calon presiden (capres) yang menjadi kontestan dalam Pilpres 2024 agar merdeka secara politik, geopolitik, teknologi dan merdeka secara ideologi.

"Juga jangan biarkan orang lain menjadikan negara kita ini sebagai medan tempur mereka. Bung Karno (Presiden Soekarno) mengajarkan kepada kita tidak boleh memberikan ruang kepada negara lain untuk mengintervensi kita, apalagi dalam proses pemilu," katanya.

Anis pun menegaskan, intervensi asing itu datang, sebenarnya bukan hanya karena keinginan asing itu sendiri, tetapi karena memang ada permintaan dari dalam sendiri yang ingin memenangi Pilpres dan menjadi Presiden.

"Jadi jangan nyalahin orang kalau, kita sendiri yang minta diintervensi orang lain. Dengan penjelasan saya mengenai model-model intervensi ini, diharapkan kita dapat memahami bingkai mengenai proses intervensi asing," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI