Suara.com - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah, menegaskan, jika bakal calon presidennya yakni Ganjar Pranowo siap menghadiri debat atas undangan atau tantangan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), beberapa waktu lalu.
"Kami akan datang, kami siap untuk datang ke kampus-kampus (untuk berdebat) yes, dan hebat BEM UI itu," kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip Rabu (23/8/2023).
Sementara ketika ditanya soal respons Ganjar Pranowo yang meminta semua pihak bersabar mengenai pelaksanaan debat, Said memberikan pembelaan.
Ia menyebut, jika Ganjar menginginkan debat tersebut diselenggarakan dengan penuh persiapan, misalnya soal apa yang akan dibahas, sebab tak ingin debat itu hanya menjadi debat kusir.
Baca Juga: PDIP: Minta Jadi Menteri Kalau Ganjar Jadi Presiden, Budiman Sudjatmiko Ngambek Karena Ditolak
"Oh iya yang dimaksud Pak Ganjar itu kan belum masalah tempatnya, tapi substansi akan dibahas apa. Kalau debat kusir ya yang dapat kusirnya capresnya, BEM UI-nya enggak dapet apa-apa," tuturnya.
"Pasti diagendakan, gue bagian jadwal kok," sambungnya.
BEM UI Tantang Capres Debat di Kampus
Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menantang bakal calon presiden (bacapres) 2024 untuk menggelar kampanye di kampus kuning tersebut.
Pernyataan itu disampaikan Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang menanggapi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membolehkan menggelar kampanye di fasilitas pendidikan dengan catatan tidak membawa atribut.
Baca Juga: Siap Menjomblo Jika Dipecat PDIP, Budiman Sudjatmiko Pertimbangkan Opsi Gabung PSI atau Gerindra
"Silakan datang ke UI jika berani. Jika memang punya nyali, BEM UI mengundang semua calon presiden/bakal calon presiden untuk hadir ke UI karena kami siap untuk menguliti semua isi pikiran kalian," kata Melki dalam keterangannya, Senin (21/8/2023).
"Jika melihat putusan MK yang tengah diperbincangkan tersebut, tak ada satu pun frasa dalamnya yang menyebutkan memperbolehkan kampanye di kampus, melainkan disebutkan bahwa institusi pendidikan diperbolehkan untuk mengundang para calon dengan tidak membawa atribut dan alat peraga," tambah dia.
Melki menilai, sosialisasi yang dilakukan bacapres belakangan imi terkesan membosankan. Pasalnya, dia menilai banyak ujaran minim substansi atau lip service yang disampaikan bacapres.
Untuk itu, dia menilai putusan MK bisa dimanfaatkan bagi akademisi kampus untuk menguji gagasan para capres dan mengembalikan citra kampus sebagai lembaga yang kritis.