Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD akan mengunjungi negara Belanda dan Republik Ceko dalam waktu dekat. Tujuannya untuk menemui para eksil korban tragedi 1965.
“Kalau ke Amsterdam dan ke Ceko itu akan melanjutkan untuk menemui korban peristiwa 1965 yang eks Mahid, mahasiswa ikatan dinas yang dulu tidak boleh pulang,” kata Mahfud di kantor Kemenko Polhukam, Selasa (22/8/2023).
Mahfud menceritakan imbas peristiwa 1965, banyak mahasiswa yang berkuliah di Eropa tidak bisa pulang lantaran tidak membuat pernyataan mengutuk pemerintah lama.
Dia menyebut sejumlah mahasiswa di sana dicabut paspornya dan terpaksa menetap di luar negeri.
Baca Juga: Debut di Serie A Italia, Pemain Keturunan Indonesia Langsung Sumbang Assist Bareng AC Milan
"Karena dia tidak tanda tangan, lalu paspornya dicabut terus nggak bisa pulang dan itu banyak sekali. Sekarang ada kira-kira 130-an di berbagai negara. Itu mau kami datangi,” ujar Mahfud.
Lebih lanjut, Mahfud menyampaikan kedatangan ke Belanda dan Ceko nanti bukan untuk mengajak para eksil pulang ke Indonesia. Namun, untuk menyampaikan hak-hak konstitusional mereka.
“Pada umumnya mereka hanya minta tidak dianggap sebagai pengkhianat, mereka minta bahwa mereka warga negara yang setia kepada Indonesia,” tuturnya.
“Kami mau tawari pulang tapi tidak banyak yang mau pulang karena mereka sudah umur 82 tahun, 83 tahun gitu. Nah sehingga kita akan berdiskusi ke sana menyatakan tentang hak-hak konstitusionalnya,” imbuhnya.
Baca Juga: Resep Kue Poffertjes Asal Belanda yang Mirip Kue Cubit! Teksur Lembut dan Manis