Suara.com - Kemungkinan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menarik diri dari koalisi bersama Gerindra, PAN dan Golkar jika Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapres Prabowo Subianto berpeluang terjadi.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda, penarikan dukungan PKB itu sudah menjadi konsekuensi yang logis bila Prabowo tidak menetapkan Cak Imin sebagai cawapres.
Syaiful mengemukakan, selanjutnya PKB bisa saja mengalihkan dukungan ke koalisi lain, termasuk dengan PDIP.
"Itu sih karena konsekuensi logis ya, muktamar memandatkan Gus Imin harus maju dalam Pilpres 2024, baik sebagai capres maupun cawapres. Dan itu yang saya tegaskan proposal PKB tunggal, di mana pun koalisinya Cak Imin sebagai capres atau cawapres," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2023).
Walau opsi menarik dukungan terbuka, PKB enggan gegabah. Mereka masih yakin pada akhirnya nanti baik Gerindra maupun Prabowo serta koalisi akan memilih Cak Imin menjadi cawapres.
"Kita masih yakin lah Gerindra masih akan ambil Cak Imin sebagai cawapres," kata Huda.
Belum Respons Ajakan PDIP
Sebelumnya, Muhaimin masih menggantung ajakan Ganjar Pranowo agar PKB bergabung dengan PDI Perjuangan untuk berkoalisi. Sebelumnya ajakan itu disampaikan Ganjar saat bertemu Cak Imin, Jumat (18/8/2023).
Cak Imin mengatakan sinyal ajakan itu memang ada. Tetapi ia menegaskan posisi dirinya yang kini sedang berkoalisi dengan Partai Gerindra.
Baca Juga: Makna Lovebird Merah Hijau Ganjar ke Cak Imin, Sinyal PDIP-PKB Berkoalisi?
"Sinyalnya ajakan. Tapi saya kan belum bisa jawab karena saya masih bersama Pak Prabowo di koalisi bersama Gerindra," kata Cak Imin di Taman Ismail Marzuki, Sabtu (19/8/2023).