Nestapa Warga Jakarta, Dipaksa Hirup Polusi Udara hingga Rasakan Meriang

Senin, 21 Agustus 2023 | 07:08 WIB
Nestapa Warga Jakarta, Dipaksa Hirup Polusi Udara hingga Rasakan Meriang
Suasana Jakarta yang terlihat samar karena polusi udara difoto dari atas Gedung Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta, Selasa (25/7/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kualitas udara di Jakarta semakin memprihatinkan. Tidak sedikit warga ibu kota yang jatuh sakit akibat dipaksa menghirup polusi udara.

Kebanyakan mereka mengeluhkan sakit di bagian tenggorokan di tengah memburuknya kualitas udara Jakarta.

Mulanya, salah seorang reporter Suara.com, tengah asyik memperhatikan story WhatsApp yang melintas di gawainya sembari menikmati jamuan es kopi susu yang dibuatkan Mas Bayu di kedai kopinya.

Saat sedang sibuk memperhatikan, postingan demi postingan. Tiba-tiba ada sebuah story yang membuat matanya terbelanga yakni suhu udara mencapai 34 derajat celsius di siang hari.

Baca Juga: Pilu! Puluhan Anak dan Bayi Sesak Napas Hingga Kena Infeksi Paru Akibat Polusi Udara Jakarta

Secara random ia memilih teman untuk berdiskusi soal udara Jakarta. Namun pilihan pertamanya meleset

“Kenapa, ini pacarnya,” balas pesan Whatsapp yang aku kirimkan dari salah seorang teman, pada Minggu (20/8/2023).

Tak mau salah langkah lagi, ia berusaha menanyakan soal cuaca ekstrim disertai krisis udara bersih ini ke grup alumni sekolah dasar.

Tak lama, Kurnia membalas secara pribadi. Wanita yang karib disapa Nia ini mengeluhkan dirinya yang jatuh sakit sejak seminggu terakhir.

Nia mengatakan, berdasar pengakuan dokter di Puskesmas, ia sakit akibat udara yang tercemar virus.

Baca Juga: Polusi Udara di Jakarta Kian Parah, Begini Curhat Pilu Ibu yang Bayinya Masuk Rumah Sakit

“Katanya emang lagi banyak virus. Udah gitu doang,” ucapnya.

Nia yang berprofesi sebagai pedagang dimsum ini mengatakan, mulanya ia hanya merasakan sakit di tenggorokan yang disertai flu. Tak lama, dirinya menggigil hingga persendian.

“Awalnya sakit tenggorokan dulu. Terus pusing, flu. Sampai meriang,” katanya.

Saat bekerja, Nia memang tidak menggunakan masker. Terlebih, sewaktu menjemput anaknya pulang sekolah, ia pernah sesekali mengendarai motor lupa menggunakan masker.

“Pernah lupa sih gak bawa masker,” jelasnya.

Suasana Jakarta yang terlihat samar karena polusi udara difoto dari atas Gedung Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta, Selasa (25/7/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Suasana Jakarta yang terlihat samar karena polusi udara difoto dari atas Gedung Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta, Selasa (25/7/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

Saat ini kondisi Nia sedikit membaik, namun belum sepenuhnya bugar. Meski dokter sudah memberinya sebanyak empat jenis obat berbeda.

“Obat radang, flu, batuk sama demam. Sekarang udah mendingan sih sakit tenggorokannya, tinggal flunya aja,” tandas Nia.

Tak lama, datang lagi pesan singkat dari Farida. Farida dan buah hatinya, Thara Malikha yang masih berusia 3 tahun 2 bulan mengeluhkan hal yang sama dengan Nia. Namun ibu dan anak ini tidak sampai mengalami sakit tenggorokan.

“Gw sama anak gw lagi batuk pilek, udah dari minggu lalu gak sembuh-sembuh. Udah berobat ke dokter,” tulis Farida, atas keluhannya.

Farida yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini mengaku jarang keluyuran. Ia keluar rumah hanya saat mengajak anaknya bermain di taman sekitaran rumah.

Pun, jam bermainnya tak panjang, hanya sekira satu jam.

“Sore setengah 5, ya sampai setengah 6 di taman,” jelasnya.

Farida membantah jika ia dan si buah hati sakit gegara terlalu banyak mengkonsumsi gorengan dan es. Dirinya mengaku jika selalu menjaga pola makan, terlebih untuk anak terkasih.

“Anak gw dijaga banget makannya, tapi tetep aja batuk,” tegas Farida menandaskan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI