Suara.com - Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah Sumanto mengingatkan Penjabat (Pj) Gubernur pengganti Ganjar Pranowo memiliki empat tugas yang menjadi prioritas untuk dituntaskan, yakni infrastruktur, pendidikan, kemiskinan dan stunting atau tengkes.
"Infrastruktur penting untuk didahulukan karena berkaitan dengan anggaran juga. Kalau anggaran tercukupi kita bangun semuanya, ini harus diprioritaskan," kata Sumanto di Semarang, Minggu (20/8/2023).
Selain infrastruktur, dia juga menyoroti permasalahan pendidikan. Persoalan pendidikan yang kerap menjadi keluhan masyarakat adalah penerapan sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) karena masih ada kecamatan yang tidak ada SMA maupun SMK Negeri maupun swasta di wilayah tersebut.
Sumanto mengungkapkan, hingga saat ini masih ada 17 titik kosong (blank spot) terkait ketersediaan SMA/SMK Negeri maupun swasta di seluruh Jawa Tengah.
Baca Juga: Makna Lovebird Merah Hijau Ganjar ke Cak Imin, Sinyal PDIP-PKB Berkoalisi?
"DPRD Jateng mendorong pembangunan SMA maupun SMK pada titik-titik 'blank spot' ini untuk mengakomodir siswa lulusan SMP di daerah tersebut," ujar dia.
Menurut Sumanto, upaya mendirikan SMA maupun SMK Negeri pada titik "blank spot" bukanlah perkara mudah. Sebab pihak terkait perlu mempersiapkan sarana dan prasarana maupun SDM seperti guru yang mengajar.
Sumanto menambahkan, tugas atau pekerjaan rumah lain yang perlu diselesaikan Pj Gubernur Jateng adalah masalah kemiskinan dan stunting. Politisi asal Kabupaten Karanganyar tersebut mengatakan, pengentasan kemiskinan menjadi salah satu ajaran Bung Karno.
"Bung Karno mengajarkan kita harus menambah tenaga kaum Marhaen atau kaum miskin. Dalam Pasal 34 UUD 1945 juga disebutkan fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara," ungkapnya.
Menurut dia, angka kemiskinan di Jawa Tengah (Jateng) saat ini masih cukup tinggi, yakni sekitar 10 persen meskipun dibandingkan tahun sebelumnya sudah ada penurunan.
Baca Juga: Gulirkan Rp 3,3 Miliar, Ganjar Resmikan Pasar Bawang Sengon di Brebes Pasca Revitalisasi
Sementara persoalan stunting terkait dengan kesehatan ibu dan anak serta kesiapan Indonesia menghadapi bonus demografi. Terlebih ada target angka stunting nol persen pada 2024.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, jumlah penduduk miskin Jateng menurun meski belum signifikan. Pada Maret 2023 tercatat 3,79 juta penduduk miskin (10,77 persen).
Sedangkan pada September 2022, jumlahnya mencapai 3,86 juta orang (10,98 persen). Jumlah penduduk miskin di Jateng menurun sebanyak 66,7 ribu orang pada periode Maret 2023 dibanding September 2022.
Menurut BPS, tingkat kemiskinan di perkotaan Jateng sekitar 9,78 persen dan tingkat kemiskinan di perdesaan sekitar 11,8 persen.
Sementara itu, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Jawa Tengah masih di angka 20,8 persen. Angka tersebut tidak jauh dari rata-rata nasional 2022 sebesar 21,6 persen.
Selanjutnya 3 nama pengganti Ganjar