Modus Penjual Konten Porno Anak Dan Pria Dewasa, Manfaatkan Grup Telegram

Minggu, 20 Agustus 2023 | 19:25 WIB
Modus Penjual Konten Porno Anak Dan Pria Dewasa, Manfaatkan Grup Telegram
Ilustrasi video porno. [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua orang terduga penjual konten foto dan video porno diringkus oleh jajaran Polda Metro Jaya. Keduanya ditetapkan sebagai tersangka video gay kid (VGK) di media sosial.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan, kedua tersangka berinisial R dan LNH. Kedua tersangka itu ditangkap di dua lokasi berbeda. R ditangkap di Sumatera, sementara LNH ditangkap di Kalimantan Selatan.

Adapun untuk konten yang diperjualbelikan oleh kedua tersangka yakni konten asusila sesama jenis, antara anak lelaki dengan pria dewasa.

Ade mengungkapkan, untuk menjaring pembeli, para tersangka awalnya memasarkan lewat Facebook dan media sosial lainnya. Setelahnya, para pembeli nantinya bakal dimasukan ke dalam group Telegram, jika sudah melakukan pembayaran.

Dalam group Telegram itulah para pelaku kemudian mendistribusikan konten porno sesama jenis yang diperankan oleh anak dan pria dewasa.

Biasanya kedua tersangka membanderol konten porno tersebut seharga Rp 10-60 ribu.

"Di mana untuk 110 foto maupun video dibanderol dengan harga Rp 10 ribu, kemudian 220 foto maupun video dengan harga Rp 20 ribu, kemudian 260 foto maupun video seharga Rp 25 ribu,” ujar Ade menjelaskan, Minggu (20/8/2023).

“360 foto dan video harus membayar Rp 30 ribu, dan yang terakhir adalah grup VIP, di mana para pembeli atau peminatnya diwajibkan untuk membayar senilai Rp 60 ribu," imbuhnya.

Sementara itu, tersangka R, biasanya meminta tambahan biaya jika para konsumennya ingin menikmati video yang lebih syur. Tambahan biaya itu senilai Rp 150 ribu, untuk konten sesama jenis yang diperankan pria dewasa.

Baca Juga: 2 Penjual Konten Porno Sesama Jenis Diringkus Polisi, Ratusan Foto-Video Dijual Rp 25 Ribu

"Sedangkan Rp 250 ribu untuk mendapatkan konten video maupun video yang melibatkan atau mengeksploitasi anak sebagai korban di dalamnya," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI