Ia menyebut, syarat politis ini penting dikarenakan negara memang dipimpin dengan visi politik oleh presiden yang menang dalam pemilu. Oleh karenanya, butuh orang-orang yang memang satu visi dengan presiden.
Budiman sendiri bukan seorang politikus PDI Perjuangan pertama yang diamanahkan jabatan sebagai komisaris. Sebelumnya, ada Dwi Ria Latifa yang menjadi komisaris PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Lalu, Arif Budimanta sebagai komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, sampai dengan Zuhairi Misrawi sebagai Komisaris PT Yogya Karya (Persero).
Budiman yang menduduki jabatan sebagai Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO menggagas mega proyek pembangunan dan pengembangan industri teknologi 4.0 di Cikidang, Sukabumi.
Proyek tersebut dinamakan Algoritma. Agar bisa merealisasikan proyek dengan lima prioritas program riset tekno tersebut, Budiman menyebut sudah disiapkan anggara dengan total nilai satu miliar euro atau setara dengan Rp 18 triliun.
Terdapat tiga perusahaan yang akan menjadi pengendali di balik pembangunan Bukit Algoritma. Diantaranya yaitu PT Kiniku Nusa Kreasi, PT Bintang Raya Lokalestari, dan PT Amarta Karya.
Kiniku Nusa Kreasi dan juga Bintang Raya Lokalestari tertulis sebagai perusahaan swasta yang menjadi inisiator pembangunan Bukit Algoritma.
Kiniku Nusa Kreasi sendiri merupakan sebuah perusahaan yang menyediakan solusi teknologi. Dalam dokumen permintaan sertifikasi elektronik pada 1 April 2019, tercatat bahwa CEO Kiniku Nusa Kreasi adalah Sekretaris Gerakan Inovator 4.0, sebuah gerakan inovasi yang didirikan oleh Budiman Sudjatmiko.
3. Dana SDM Desa
Di tanggal 17 Januari 2023 lalu, Budiman sempat mengusung kepada Presiden Joko Widodo untuk menggelontorkan dana sumber daya manusia (SDM) Desa. Saat itu, Budiman tidak menjelaskan secara lebih rinci usulan nominal untuk dana SDM desa tersebut.