Suara.com - Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, menyebut banyak politisi yang menyebut nama jejaringnya untuk mendapatkan suara jelang pemilu. Namun, katanya, hal itu akan lenyap usai mereka sudah terpilih.
"Perilaku politisi yang tak pernah menyebut nama Gusdurian ketika mereka sedang menikmati fasilitas negara atas nama rakyat dan ketika sedang bagi-bagi kekuasaan. Tetapi nama Gusdurian disebut bersama dengan rakyat ketika diperlukan suaranya," ujar Alissa dalam keterangannya di laman resmi NU, dikutip Jumat (18/8/2023).
Putri sulung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu menilai fenomena tersebut memang hanya terjadi pada musim-musim pemilu saja. Sebab, elite politik tengah sibuk mendekati rakyat karena mereka akan berkontestasi atas nama rakyat.
Menurutnya, kondisi itu terjadi karena rakyat hanya dijadikan modal untuk memperoleh kekuasaan. Meski begitu, ia menganggap perilaku para politisi terkait jejaringnya sebagai hikmah. Sebab, hal tersebut menandakan Gusdurian dekat dengan rakyat.
Baca Juga: 39 Caleg DPRD Bukittinggi untuk Pemilu 2024 Dinyatakan Gugur, Ini Penyebabnya
Apa Itu Gusdurian?
Menguti dari Gusdurian.net, jaringan Gusdurian adalah tempat bagi individu, komunitas/forum lokal, dan organisasi yang merasa terinspirasi oleh teladan nilai, pemikiran, serta perjuangan Gus Dur. Dikarenakan sifatnya jejaring kerja, maka tak ada keanggotaan formal.
Gusdurian memusatkan diri terhadap sinergi kerja non politik praktis pada beragam hal yang pernah ditekuni Gus Dur. Mulai dari Islam dan Keimanan, Kultural, Negara, hingga Kemanusiaan. Jejaring ini juga diketahui memiliki sejumlah misi.
Mereka berharap nilai, pemikiran, dan perjuangan Gus Dur bisa tetap hidup. Tepatnya untuk mengawal pergerakan kebangsaan Indonesia. Hal ini bisa dicapai melalui sinergi para pengikutnya dan sembilan nilai sang mantan presiden yang diteladani.
Kesembilan nilai utama Gus Dur itu meliputi ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, persaudaraan, kesederhanaan, sikap ksatria, serta kearifan tradisi. Di sisi lain, Gusdurian juga tidak membatasi isu-isu yang akan mereka kelola.
Baca Juga: Jalan Sehat Massal PDIP Solo, Ini Momen Kevin Fabiano Beri Salam Santun ke Senior Partai
Adapun saat ini, Gusdurian berkonsentrasi pada isu-isu kebangsaan, pendidikan, dan ekonomi. Namun, pada tahun 2013, mereka mulai tertarik dengan NU dan pesantren, Islam di Indonesia, intolerasi, hingga transisi demkorasi.
Gusdurian sendiri tidak terikat dengan tempat, sebab mereka tersebar di berbagai penjuru Indonesia, bahkan hingga manca negara. Mereka membentuk komunitas-komunitas lokal yang sebagian besar terhubung melalui forum serta dialog karya.
Saat ini, Gusdurian juga turut diikuti oleh generasi 2000-an. Mereka memiliki semangat untuk mendalami dan mengambil inspirasi dari teladan Gus Dur. Lalu, guna merangkai kerja sama, maka dibentuklah Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian.
Sementara itu, sejumlah pihak memang tampak mendekati keluarga Gus Dur jelang Pemilu. Salah satunya NasDem yang menyebut Yenny Wahid cocok menjadi cawapres Anies Baswedan. Kemudian, capres PDIP Ganjar Pranowo berperilaku sama.
Ia terlihat menyambangi Istri Gus Dur, Sinta Nuriyah di kediamannya di Ciganjur, Jakarta Selatan, Minggu (13/8/2023). Ganjar menjelaskan kedatangannya itu sebagai bentuk penghormatan dari santri kepada istri seorang ulama yang dikagumi.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti