Suara.com - Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid, Putri Presiden ke-4 Gus Dur, mengaku untuk sementara ini belum dapat menilai siapa calon presiden (capres) yang memiliki nilai-nilai Gusdurian di antara tiga nama capres yang telah beredar. Hal tersebut lantaran, sejauh ini hanya Ganjar Pranowo, capres yang sudah sowan ke tempat ibunya.
"Kan baru satu yang datang, Pak Ganjar Pranowo," ungkap Yenny Wahid kepda wartawan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2023).
Meskipun begitu, menurut Yenny Wahid, terdapat banyak nilai-nilai Gusdurian yang digunakan oleh Ganjar. Lebih lanjut, dia juga mengaku akan melihat lagi apakah dua capres lainnya juga mengusung nilai-nilai yang sama. Seperti yang diketahui, saat ini, terdapat tiga nama bacapres yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
"Pak Ganjar Pranowo banyak nilai-nilai Gusdurian yang beliau, nilai-nilai Gus Dur yang beliau usung. Ya. Nanti kita lihat 2 capres lainnya," katanya.
Baca Juga: Jawaban Yenny Wahid Saat Ditanya Siapa Sosok Capres yang Paling Gusdurian
KH Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur merupakan Presiden RI ke-4. Sejak semasa hidup hingga saat ini ia masih memiliki begitu banyak pendukung. Sosoknya yanh kharismatik menerapkan 9 nilai utama prinsip di dalam hidup.
Oleh para pendukungnya, dan pecinta falsafah Gus Dur mereka menggunakan istilah Gusdurian. Jejak pikiran serta nilai-nilai yang selama ini digaungkan oleh KH Abdurrahman Wahid menjadi nyawa dalam setiap gerakan sosial yang telah dilakukan oleh setiap Gusdurian di Indonesia. Lantas apa saja nilai-nilai Gusdurian yang dimaksud?
Nilai-nilai Gusdurian
Melansir dari situs resmi gusdurian.net, berikut adalah 9 nilai-nilai Gusdurian:
1. Ketauhidan
Baca Juga: Bertemu di Istana Merdeka, Yenny Wahid dan Prabowo Atur Pertemuan Khusus
Ketauhidan ini bersumber dari keimanan kepada Allah SWT sebagai dzat yang Maha Ada, sertabsatu-satunya Dzat hakiki yang Maha Cinta Kasih, dan disebut dengan berbagai nama. Ketauhidan bisa didapatkan lebih dari sebuah ucapan dan hafalan, namun juga dapat disaksikan dan disingkapkan.
Ketauhidan memperlihatkan kesadaran terdalam bahwa Dia merupakan sumber dari segala sumber serta rahmat kehidupan di alam raya. Pandangan dalam ketauhidan menjadi poros nilai-nilai ideal yang selama ini diperjuangkan oleh Gus Dur dapat melewati kelembagaan dan birokrasi agama. Ketauhidan yang bersifat ilahi tersebut dapat diwujudkan di dalam perilaku dan perjuangan sosial, politik, ekonomi, dan juga kebudayaan di dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.
2. Kemanusiaan
Kemanusiaan beradal dari pandangan ketauhidan bahwa seorang manusia merupakan mahluk Tuhan paling mulia l yang selama ini dipercaya untuk mengelola serta memakmurkan bumi. Kemanusiaan menjadi cerminan dari sifat-sifat ketuhanan. Kemuliaan yang ada di dalam diri setiap manusia mengharuskan memoliki sikap untuk saling menghargai dan menghormati terhadao sesema.
Memuliakan manusia memiliki arti memuliakan Penciptanya, demikian pula jika sebaliknya, merendahkan dan menistakan manusia artinya merendahkan dan menistakan Tuhan Sang Pencipta. Dengan pandangan itulah, Gus Dur terus membela kemanusiaan tanpa syarat.
3. Keadilan
Keadilan berasal dari pandangan bahwa martabat dari kemanusiaan hanya dapat dipenuhi dengan adanya keseimbangan, kelayakan, dan juha kepantasan di dalam kehidupan masyarakat. Keadilan tidak bisa dengan sendirinya hadir di dalam realitas kehidupan manusia dan karenanya harus terus diperjuangkan.
Perlindungan serta pembelaan pada kelompok masyarakat yang diperlakukan tidak adil, menjadi bentuk tanggungjawab terhadap moral kemanusiaan. Sepanjang hidupnya, Gus Dur selama ini rela dan mengambil tanggungjawab besar tersebut, ia berpikir serta berjuang untuk menciptakan keadilan di tengah-tengah masyarakat.
4. Kesetaraan
Kesetaraan ini bersumber dari pandangan jika setiap manusia memiliki martabat yang sama di hadapan sang Khalik. Kesetaraan memungkinkan adanya perlakuan yang adil, hubungan yang sederajat, tidak adanya diskriminasi dan subordinasi, serta marjinalisasi di dalam masyarakat.
Nilai kesetaraan ini, sepanjang kehidupan Gus Dur, begitu jelas terlihat saat melakukan pembelaan dan pemihakan terhadap para kaum tertindas dan dilemahkan, termasuk di dalamnya yaitu kelompok minoritas dan kaum marjinal.
5. Pembebasan
Pembebasan berasal dari pandangan bahwa setiap manusia mempunyai tanggungjawab untuk menegakkan kesetaraan dan juga keadilan, untuk melepaskan diri dari semua bentuk belenggu. Semangat pembebasan hanya akan dimiliki oleh jiwa-jiwa yang merdeka, bebas dari rasa takut, dan otentik.
Dengan nilai adanya pembebasan ini, Gus Dur selalu mendorong dan memfasilitasi tumbuhnya jiwa-jiwa merdeka yang bisa membebaskan dirinya serta manusia lain.
6. Kesederhanaan
Kesederhanaan berasal dari jalan pikiran substansial, sikap serta perilaku hidup yang wajar dan patut. Adanya kesederhanaan menjadi konsep kehidupan yang dihayati serta dijalani sehingga menjadi jati diri. Kesederhanaan juga menjadi budaya perlawanan terhadap sikap yang berlebihan, materialistis, dan koruptif. Kesederhanaan yang dimiliki Gus Dur di dalam segala aspek kehidupannya menjadi pembelajaran serta keteladanan.
7. Persaudaraan
Persaudaraan berasal dari prinsip-prinsip penghargaan atas kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, dan juga semangat untuk menggerakkan kebaikan. Persaudaraan ini menjadi dasar untuk dapat memajukan peradaban. Di sepanjang hidupnya, Gus Dur memberikan teladan dan menekankan bahwa pentingnya menjunjung tinggi persaudaraan di ealam masyarakat, bahkan terhadap yang berbeda keyakinan serta pemikiran.
8. Keksatriaan
Keksatriaan berasal dari keberanian untuk dapat memperjuangkan dan menegakkan nilai-nilai yang diyakini untuk mencapai keutuhan tujuan yang ingin diraih. Proses perjuangan ini dilakukan dengan mencerminkan integritas pribadi: penuh rasa tanggung jawab atas proses yang harus dijalani serta konsekuensi yang akan dihadapi, komitmen yang tinggi dan istiqomah.
Keksatriaan yang dimiliki oleh Gus Dur mengedepankan sifat kesabaran dan keikhlasan dalam menjalani proses, seberat apapun, serta dalam menyikapi hasil yang telah dicapainya.
9. Kearifan Tradisi
Kearifan tradisi berasal dari nilai-nilai sosial-budaya yang berada pada tradisi dan praktik terbaik dalam kehidupan masyarakat setempat. Kearifan tradisi Indonesia di antaranya yaitu berwujud pada dasar negara Pancasila, Konstitusi UUD 1945, prinsip Bhineka Tunggal Ika, dan seluruh tata nilai kebudayaan Nusantara yang beradab.
Gus Dur selama ini menggerakkan kearifan tradisi dan menjadikannya sebagai sumber gagasan serta pijakan sosial-budaya-politik dalam membumikan keadilan, kesetaraan, dan juga kemanusiaan. Tanpa kehilangan sikap terbuka serta progresif terhadap perkembangan peradaban.
Demikian tadi penjelasan mengenai nilai-nilai Gusdurian. Semoga bermanfaat!
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari