Seperti di antaranya pengatur siasat yang jahat, penjilat, penuh kekejaman bahkan penuh tipuan dalam mengejar kekuasaan.
Wawan menjelaskan, Machiavelli membolehkan membunuh semua lawan, jika mereka dikhawatirkan akan melawan atau menghancurkan kekuasaan politiknya.
“Apapun boleh dilakukan untuk memperkuat dan memperluas kekuasaannya. Sekarang saja (dalam dunia hukum) orang diperkenankan untuk membunuh jika keselamatan jiwanya terancam,” tulisnya.
Di antara tokoh-tokoh dunia yang mempraktikkan gagasannya, terdapat sejumlah nama tokoh diktator seperti Adolf Hitler dan Bennito Mussolini.
Selain itu, oleh bangsa-bangsa barat, Machiavelli dianggan sebagai pelopor pemikiran politik modern. Pemikirannya menunjukkan pertumbuhan akan nasionalisme, yakni nasionalisme Italia. Namun di pihak lain, pemikirannya cenderung mengarah pada imperialisme.
“Machiavelli pun mengemukakan bahwa ketenangan dan kedamaian dapat dicapai dengan dua cara, yaitu hukum dan kekerasan jika hukum dirasakan tidak cukup untuk mencapai kedamaian,” tambah Wawan.
Meski begitu, lanjut Wawan, Mchiavelli juga merasa ngeri dan gusar dengan tindakan sejumlah orang yang mengaku terinspirasi dari gagasannya, termasuk Hitler dan Mussolini.
Kontributor : Damayanti Kahyangan
Baca Juga: SBY Resmikan Museum Kepresidenan Pertama di Asia, Berapa Nilainya?