Kerap Dihina dan Dikatai, Jokowi Ngaku Sedih Budaya Santun Mulai Hilang di Indonesia

Erick Tanjung Suara.Com
Kamis, 17 Agustus 2023 | 01:15 WIB
Kerap Dihina dan Dikatai, Jokowi Ngaku Sedih Budaya Santun Mulai Hilang di Indonesia
Presiden Joko Widodo saat menghadiri Sidang Tahunan DPR MPR dan Pidato Kenegaraan di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023). [Suara.com/Alfian Winanto/Pool via Dokumentasi Parlemen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo mengaku tahu pihak yang sering mengina dan melabeli dirinya dengan berbagai sebutan. Melalui pidatonya, Jokowi mengatakan kalau dirinya menerima saja.

Pada kesempatan itu, Jokowi mengungkapkan bahwa ada yang menyebut dirinya bodoh dan tolol, bahkan memberi label Fir'aun.

"Saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tau apa-apa, fir'aun, tolol. Ya ndak apa-apa, sebagai pribadi saya menerima saja," kata Jokowi saat pidato kenegaraan di sidang tahunan MPR RI, Rabu (16/8/2023).

Namun, di sisi lain Jokowi merasa sedih. Budaya saling menghormati mulai pudar.

Baca Juga: Sadar Dihina, Skakmat Jokowi di Sidang MPR soal Julukan Firaun hingga Bodoh

"Tapi yang membuat saya sedih, budaya santun dan budi pekerti luhur bangsa ini kok kelihatanya mulai hilang," ujarnya.

Selain itu, menurut dia kebebasan di negeri ini kini disalahgunakan untuk menyampaikan ujaran kebencian.

"Kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah," kata Dia.

Rekaman pidato yang diunggah ulang oleh akun TikTok @Indonesiamaju itu lantas banjir komentar warganet. Tak jarang mereka menyinggung pengamat politik Rocky Gerung yang tengah terseret kasus dugaan penghinaan Presiden.

"@rockygerung_official nih pak orangnya," tulis salah satu warganet.

Baca Juga: Jokowi Sadar Fotonya Dijadikan Tameng, Prabowo Bilang Begini

Namun adapula warganet yang berkomentar lain.

"Pak Jokowi masih ngga bisa bedain kalo yang dihujat itu jabatan dan tugasnya sebagai presiden, bukan pribadinya," tulis akun lain.

"Itulah resiko jadi pejabat negara," tulis akun lainnya.

___________________

Kontributor: Ayuni Sarah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI