Suara.com - Plt Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Mardiono, menilai jika foto Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi tidak boleh dipasang dimanfaatkan untuk berkampanye.
Pernyataan Mardiono itu menanggapi soal pernyataan Jokowi yang menyindir soal foto dirinya yang dipampang di berbagai daerah. Namun, foto dirinya itu kerap diedit bersebelahan dengan sosok bakal calon presiden (capres).
Mardiono menyampaikan, pemasangan foto tersebut harus dilihat dulu konteksnya seperti apa. Menurutnya, jika foto Jokowi sebagai presiden dipampang tidak dalam konteks kampanye maka hal itu boleh dilakukan oleh warga.
"Menurut hemat saya pemasangan foto itu dalam konteks apa dulu, kalau dalam konteks kepala negara ya tentu setiap warga negara punya hak untuk memasang, kan kita tahu bahwa setiap rumah penduduk kemudian kantor pemerintahan kan pasang foto presiden kan," kata Mardiono di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Namun ia menegaskan, memang jika dalam konteks dimanfaatkan untuk berpolitik praktis dalam hal ini kampanye di Pemilu, maka hal itu tidak boleh dilakukan.
"Tapi dalam konteks digunakan sebagai kampanye, ya tentu itu tidak diperkenankan kalau beliau sebagai presiden. Kalau menurut pandangan saya," tuturnya.
Jokowi Ungkit Fotonya Banyak Dipasang
Presiden Jokowi sebelumnya menyindir soal foto dirinya yang dipampang di berbagai daerah. Namun, foto dirinya itu kerap diedit bersebelahan dengan sosok bakal calon presiden (capres).
Jokowi menyadari fenomena itu muncul meskipun musim kampanye Pilpres 2024 belum resmi dimulai.
Baca Juga: Jokowi Gerah Kerap Disebut 'Pak Lurah', Mardiono PPP: Kepala Negara Ya Tentu Harus Posisi Netral
"Bahkan walau kampanye belum mulai, foto saya banyak dipasang di mana-mana. Saya ke Provinsi A eh ada, ke Kota B eh ada, ke Kabupaten C ada," kata Jokowi saat berpidato di Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8).